Jakarta (ANTARA) - Ketua Panitia Pemilihan Luar Negeri (PPLN) Cape Town Inoki Nurza mengatakan bahwa pemungutan suara di wilayah kerjanya akan diadakan melalui tiga metode dengan tahapan waktu yang berbeda.

"Kami (menggunakan) 3 (metode)," kata Inoki kepada ANTARA pada Jumat.

Ketiga metode tersebut adalah melalui pemungutan suara langsung di Tempat Pemungutan Suara Luar Negeri (TPSLN); melalui kotak suara keliling (KSK) yang disediakan di tempat-tempat pemilih berkumpul, bekerja atau tinggal; dan dengan metode pos yang memungkinkan pemilih untuk tetap memberikan suara meski mereka tidak bisa datang langsung ke TPSLN atau KSK.

Inoki mengatakan bahwa surat suara yang akan dikirim melalui pos akan dikirim mulai pekan ini. "Jadi, kami akan mengirimkan surat suara itu melalui pos, (dalam keadaan) tersegel," katanya.

Kemudian, pemungutan suara melalui KSK, kata dia, akan diadakan pada 4 Februari 2024.

Pemungutan suara dengan metode KSK atau jemput bola itu nantinya akan dilakukan di daerah pelabuhan karena banyak dari warga negara Indonesia di Cape Town bekerja sebagai anak buah kapal (ABK).

"Itu nanti akan ditempatkan di daerah pelabuhan karena kita kan banyak ABK," kata Inoki lebih lanjut.

Sementara itu, pemungutan suara langsung yang dilakukan di TPSLN akan diadakan pada 10 Februari. "TPS kita akan ada di KJRI (Konsulat Jenderal Republik Indonesia) Cape Town," katanya menambahkan.

Inoki juga mengatakan bahwa pemungutan suara yang dilakukan melalui tiga metode dan tahapan waktu yang berbeda itu bertujuan untuk memudahkan para pemilih di Cape Town dalam menggunakan hak suaranya.

"(Ini) fleksibilitas yang diberikan Undang-undang untuk memfasilitasi WNI yang berada di luar negeri dengan sistem early voting," katanya.

Inoki menyebutkan bahwa total WNI yang masuk dalam daftar pemilih tetap (DPT) di Cape Town, yang wilayah kerjanya meliputi daerah Western Cape, Eastern Cape, Northern Cape dan Free State, adalah sebanyak 125 orang.

Dia mengatakan kecilnya jumlah DPT tersebut karena banyak WNI yang datang ke Cape Town adalah mereka yang telah menikah dengan warga setempat sehingga banyak diantara mereka telah berpindah kewarganegaraan.

Selain itu, ada juga WNI yang usianya masih di bawah 17 tahun sehingga mereka tidak memenuhi syarat untuk dimasukkan ke dalam DPT.

Sementara itu, terkait logistik, Inoki mengatakan bahwa PPLN Cape Town telah menerima pengiriman logistik.

"Logistik batch kedua sudah sampai. Namun, kemungkinan besok baru bisa kita buka," ujarnya.

Pewarta: Katriana
Editor: Yuni Arisandy Sinaga
Copyright © ANTARA 2024