Lebak (ANTARA) -
Badan Pencarian dan Pertolongan atau SAR Nasional (Basarnas) Banten melakukan penyisiran seorang nelayan yang mengalami kecelakaan laut di Perairan Tanjung Panto, Kecamatan Wanasalam, Kabupaten Lebak.
 
"Nelayan yang terseret gelombang bernama Ahmid (28) warga Muara, Kecamatan Wanasalam, Kabupaten Lebak," kata Kepala Basarnas Banten Adil Triyanto di Lebak, Sabtu.
 
Peristiwa kecelakaan laut itu, Sabtu (6/1) pukul 11.00 WIB, korban mencari gurita di sekitar Perairan Tanjung Panto dengan menggunakan ban.
 
Namun, korban secara tiba-tiba diterjang gelombang tinggi dan terbawa arus laut hingga terlepas dari ban dan menghilang.
 
Saat ini, Basarnas Banten bersama tim SAR gabungan tengah melakukan penyisiran di sekitar lokasi kejadian di Perairan Tanjung Panto.
 
"Kami menerima informasi pukul 13.05 WIB dari Polairud dan sudah mengerahkan Unit Siaga Pencarian dan Pertolongan Lebak," ujarnya menjelaskan.
 
Menurut dia, Basarnas Banten dan tim SAR gabungan hingga malam ini belum menemukan korban yang hilang terseret arus gelombang itu.
 
Saat ini, tinggi gelombang di Perairan Tanjung Panto mencapai 2.5 meter, sehingga menyulitkan untuk melakukan penyisiran di sekitar pantai tersebut.
 
Ia mengatakan, pencarian korban dilakukan di dua titik dengan melakukan penyisiran ke tengah laut juga melalui darat.
 
Tim SAR gabungan berjalan kaki menelusuri jalur darat di sekitar Pantai Tanjung Panto hingga Pantai Sawah Kabayan.
 
Namun, sejauh ini Basarnas Banten dan tim SAR gabungan terdiri dari TNI, Polri, BPBD Lebak, Tagana Lebak, nelayan, dan masyarakat setempat belum menemukan korban.
 
"Kami melakukan penyisiran korban dilanjutkan Minggu (7/1) besok, karena cuaca kurang bersahabat," katanya menjelaskan.
Baca juga: Basarnas Makassar kerahkan personel cari nelayan hilang di Takalar
Baca juga: Nelayan hilang di Alor NTT ditemukan selamat di Timor Leste
Baca juga: Tim SAR temukan dua nelayan hilang dalam kondisi selamat di Jember
Baca juga: Tim Basarnas Banten siaga di Pelabuhan Merak
 

Pewarta: Mansyur suryana
Editor: Guido Merung
Copyright © ANTARA 2024