Jakarta (ANTARA) - Hari ini dalam catatan sejarah diperingati sebagai tanggal meninggalnya salah seorang insinyur listrik, insinyur mesin, dan futuris keturunan Serbia-Amerika yaitu Nikola Tesla. Dia adalah salah satu penemu dan ilmuwan terbesar dunia yang terkenal dalam kontribusi pada desain sistem pasokan listrik arus bolak-balik modern. 

Lahir pada 10 Juli 1856, Tesla memperoleh sekitar 300 paten atas penemuan dengan minimal 278 paten diketahui yang dikeluarkan atas namanya di 26 negara. Banyak paten Tesla yang disetujui di Amerika Serikat, Inggris, dan Kanada, selain banyak pula penemuan yang dikembangkan Tesla dengan tidak memiliki perlindungan paten.

Berikut adalah 9 fakta unik dari sosok Nikola Tesla yang dirangkum dari History.com, Minggu, dari pengalaman berbicara dengan merpati, bekerja menggali parit, hingga klaim mendapatkan sinyal dari angkasa luar.

Baca juga: Ethan Hawke bertransformasi jadi Nikola Tesla di film "Tesla"

Terpukul atas tragedi kakak laki-laki

Peristiwa penting pada masa kecil Nikola adalah hari ketika dia menyaksikan kematian kakak laki-lakinya yaitu Dane dalam sebuah kecelakaan berkuda. Pada masa setelah tragedi tersebut, Tesla yang merupakan putra dan cucu pendeta Ortodoks Serbia, mulai melihat penampakan udara di sekelilingnya "dipenuhi lidah api yang hidup". Peristiwa yang terjadi ketika dirinya berusia tujuh tahun itu mengubah Tesla menjadi seorang mistikus.

Pada saat remaja, Tesla belajar menggunakan kemauan dan kemampuan untuk mengendalikan penglihatan. Tesla menghabiskan sebagian besar waktunya untuk makan dan -- menurutnya, berkomunikasi secara mistis dengan merpati di Kota New York.
Nikola Tesla membaca buku Roger Boskovich "Theoria Philosophiae Naturalis" di depan kumparan spiral transformator frekuensi tinggi miliknya di East Houston St., New York. (ANTARA/@teslasociety.com)


Bekerja menggali parit untuk mencari nafkah

Setelah lulus dari universitas, Tesla bekerja untuk perusahaan listrik Edison di Paris. Dia melakukan perjalanan ke Amerika Serikat pada tahun 1884 dengan harapan dapat bekerja langsung untuk sosok Edison yang tak lain adalah tokoh terdepan dalam perlombaan memberikan penerangan dan tenaga listrik kepada konsumen.

Tesla dengan cepat mendapatkan pekerjaan sebagai insinyur di kantor pusat Edison dan membuat “Penyihir Menlo Park” terkesan dengan kecerdikan dan kerja kerasnya. Setelah Edison dengan santai menyebutkan bahwa dia akan membayar USD50.000 untuk desain generator arus searah (DC) yang lebih baik, Tesla bekerja hingga larut malam sampai akhirnya berhasil menemukan solusi.

Edison lalu menolak memberikan bayaran dan mengklaim dia hanya bercanda. Segera setelah itu, Tesla berhenti dan memutuskan untuk menggagas perusahaan listrik sendiri.

Saat mencari biaya untuk mendukung penelitian mengenai arus bolak-balik, Tesla mengambil pekerjaan menggali parit dengan upah USD2 per hari untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
Ilmuwan Nikola Tesla (kiri) bersama sahabatnya penulis Mark Twain (kanan). (ANTARA/@teslasociety.com)


Nyaris menemukan sinar-X karena Mark Twain

Tesla dan penulis Mark Twain menjadi sahabat pada era 1890-an, sebagian besar karena ketertarikan Twain terhadap teknologi dan penemuan baru. Saat mengunjungi laboratorium Tesla pada suatu malam, Twain berpose untuk salah satu foto pertama yang diterangi lampu pijar.

Pada tahun 1895, Tesla dan fotografer Edward Ringwood Hewett mengundang Twain kembali ke laboratorium untuk berpose pada sesi foto lain diterangi menggunakan perangkat listrik yang disebut tabung Crookes.

Ketika Tesla meninjau hasil fotografi negatifnya, dia menemukan ada noda kotor dan memutuskan bahwa hasil foto itu rusak. Hanya beberapa minggu kemudian tak lama setelah ilmuwan Jerman Wilhelm Röntigen mengumumkan penemuan tentang apa yang disebutnya “radiasi X” yang dihasilkan tabung Crookes, Tesla menyadari bahwa foto Twain telah dirusak oleh bayangan sinar X dari sekrup logam kamera.

Menemukan kapal kendali jarak jauh untuk akhiri perang

Pada puncak Perang Spanyol-Amerika tahun 1898, salah satu proyek sampingan Tesla adalah miniatur kapal yang dapat dihidupkan, dihentikan, dan dikemudikan dengan sinyal radio yang belum sempurna. Ketika dia mengajukan paten untuk perangkat tersebut, Kantor Paten AS menolak untuk percaya bahwa perangkat tersebut dapat berfungsi. Mereka lantas mengirimkan agen ke laboratorium Tesla di Manhattan untuk melakukan demonstrasi.

Tesla juga menunjukkan kapalnya kepada sejumlah pengunjung penting lain, termasuk pemodal J.P. Morgan dan pengusaha bisnis William K. Vanderbilt. Dia juga mengatakan kepada New York Post bahwa penemuan itu memungkinkan terjadinya pertempuran tanpa membahayakan manusia dan akan membuat peperangan itu sendiri menjadi usang.

"Kapal-kapal perang tidak akan lagi dibangun dan artileri paling hebat yang ada tidak akan ada gunanya dibandingkan dengan begitu banyak besi tua,” prediksi Tesla.

Baca juga: China berangkatkan tim ilmuan untuk ekspedisi ilmiah Samudra Arktik

Klaim terima sinyal dari luar angkasa terbukti benar, satu abad kemudian

Selama musim panas tahun 1899, Tesla mendirikan laboratorium lapangan di Colorado Springs, Colorado dengan memanfaatkan perangkat yang berada pada ketinggian untuk mengirimkan informasi dan tenaga listrik dalam jarak jauh.

Pada suatu hari bulan Juli, saat melacak badai petir, peralatan Tesla mendeteksi serangkaian bunyi bip. Setelah mengesampingkan penyebab dari matahari dan bumi, dia menyimpulkan bahwa sinyal tersebut pasti berasal dari planet lain.

Pada Natal berikutnya, sebagai tanggapan atas permintaan Palang Merah Amerika mengenai prediksi pencapaian ilmiah terbesar pada abad mendatang, Tesla menulis, “Saudara-saudara! Kami mendapat pesan dari dunia lain, tidak diketahui dan jauh. Bunyinya: satu… dua… tiga…"

Jauh berpuluh tahun kemudian pada tahun 1996, para ilmuwan menerbitkan penelitian dengan melakukan replikasi eksperimen Tesla dan menunjukkan bahwa sinyal tersebut sebenarnya disebabkan oleh bulan Io yang melewati medan magnet Jupiter.
Oscillator listrik bertegangan12 juta volt di laboratorium Colorado Springs sebagai salah satu pengembangan temuan Nikola Tesla. (ANTARA/@teslasociety.com)


Arsitek terkenal Stanford White rancang laboratorium Tesla

Pada tahun 1901, Tesla meyakinkan pemodal J.P. Morgan untuk menginvestasikan USD150.000 untuk sebuah laboratorium canggih di Wardenclyffe di pantai utara Long Island yang akan menjadi pusat penelitian radio jarak jauh dan transmisi tenaga listrik.

Arsitek terkemuka negara itu dan teman lama Tesla yaitu Stanford White, merancang laboratorium satu lantai dengan proporsi klasik dilengkapi menara raksasa setinggi 185 kaki. Menara tersebut, yang dapat dilihat hingga wilayah New Haven, Connecticut, berdiri di atas sistem grounding rumit yang dirancang Tesla untuk membantu pemancar "mencengkeram bumi sehingga seluruh bumi dapat bergetar”.

Sebuah poros yang hampir sedalam menara menghubungkan pemancar ke serangkaian 16 pipa baja horizontal bawah tanah dengan masing-masing panjang 300 kaki.

Penolakan dana J.P. Morgan

Mengetahui bahwa pendanaan telah habis sebelum menara Wardenclyffe dapat diselesaikan, Tesla memohon kepada pengusaha J.P. Morgan untuk memberikan suntikan modal tambahan. Tetapi permohonan Tesla itu ditolak.

Meskipun beberapa penulis biografi berspekulasi bahwa Morgan memotong dana setelah ia menyadari bahwa rencana Tesla untuk menyediakan listrik nirkabel sepertinya tidak akan menguntungkan, namun kemungkinan terbesar mundurnya Morgan adalah kekhawatiran dirinya akan terjebak dalam spekulasi pasar seputar proyek radio.

Pada bulan Juli 1903, setelah penolakan yang sangat blak-blakan datang dari Morgan, Tesla menghidupkan peralatannya dan mengeluarkan kilat yang menyambar dari menara Wardenclyffe hingga tengah malam.

Setahun kemudian, setelah permintaan pendanaan lainnya yang memicu jawaban kata "tidak" dari Morgan, Tesla membalas dengan menuduh Morgan yang tak lain adalah anggota Episcopal Church sebagai seorang Muslim fanatik.
Temuan Nikola Tesla berupa pengendali jarak jauh yang dipamerkan di Museum Nikola Tesla, Belgrade, Serbia.(ANTARA/@teslasociety.com)


Menghabiskan tahun-tahun terakhir sebagai seorang pertapa

Meskipun selama beberapa dekade dia telah menjadi bagian dari masyarakat kelas atas di New York, Nikola Tesla semakin terisolasi akibat faktor usia dan kemiskinan. Dia tinggal sendirian di sejumlah hotel yang lebih murah dan sering kali lebih suka ditemani merpati daripada manusia.

Meski demikian, Tesla tetap mempertahankan salah satu elemen dari hari-harinya yang dramatis sebagai penemu hebat dalam bentuk konferensi pers populer yang diadakan setiap tanggal 10 Juli untuk merayakan ulang tahunnya.

Ketika berusia 79 tahun, Tesla mengumumkan penemuan oscillator berukuran saku yang diklaim dapat menghancurkan Empire State Building. Setahun kemudian, dia mengungkapkan rahasia umur panjangnya: menggeliat.

Membayar tagihan jatuh tempo hotel dengan 'death beam'

Nikola Tesla pernah menyerahkan laboratorium yang tidak berfungsi di Wardenclyffe kepada pemilik hotel Waldorf-Astoria sebagai pembayaran sebagian besar utang. Beberapa dekade kemudian, para manajer hotel Governor Clinton mendapatkan jaminan serupa dari Tesla: sebuah kotak kayu yang menurut sang penemu berisi model senjata partikel yang berpotensi mengakhiri perang.

Tesla yang bersikukuh bahwa “Death Beam” bukanlah sebuah “sinar kematian” seperti yang lazim diberitakan oleh pers, beranggapan bahwa teknologi itu akan mampu menghentikan serbuan tentara, sehingga menjadikan peperangan tidak ada gunanya.

Ketika dia menyerahkan kotak berisi model tersebut, Tesla memperingatkan karyawan hotel bahwa mereka tidak boleh membukanya sedikit pun. Karena takut dan menuruti kemauan Tesla, para karyawan hotel menyembunyikan kotak itu di gudang sekian lama. Setelah mangkatnya Tesla pada 7 Januari 1943, kotak itu dibuka paksa dan ternyata hanya berisi komponen listrik tua yang tidak berbahaya.

Baca juga: Stasiun luar angkasa China diharapkan akan hasilkan penemuan ilmiah

Pewarta: Ahmad Faishal Adnan
Editor: Siti Zulaikha
Copyright © ANTARA 2024