Situbondo (ANTARA) - Padi BK 01 dan 02 agritan yang merupakan bibit varietas unggul baru di Kabupaten Situbondo, Jawa Timur, mampu bertahan tumbuh bagus di areal persawahan yang terkontaminasi air asam (belerang) Kawah Ijen apabila dibandingkan dengan bibit padi pada umumnya.

Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Situbondo Dadang Aries Bintoro mengatakan lahan pertanian yang terkontaminasi air belerang Kawah Ijen, yakni di Kecamatan Asembagus dan Banyuputih.

"Alhamdulillah kami bersyukur padi BK 01 dan 02 agritan bisa bertahan tumbuh bagus di lahan sawah petani di Desa Mojosari, Kecamatan Asembagus, seperti yang disampaikan petugas penyuluh pertanian lapangan atau PPL," ujar Dadang di Situbondo, Jawa Timur, Senin.

Sementara itu, Petugas Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) Kecamatan Asembagus, Abdi Kuspriyantono menjelaskan bahwa padi BK 01 dan 02 agritan menjadi terobosan baru pemerintah daerah setempat karena benih padi varietas unggul baru tersebut mampu bertahan dan tumbuh bagus meskipun PH tanah sawah mencapai 2 persen akibat kontaminasi air asam Kawah Ijen.

"Petani di Kecamatan Asembagus tentunya bahagia karena padi BK ini mampu bertahan dibandingkan bibit padi umumnya. Kalau bibit padi yang digunakan selama ini oleh petani Asembagus, pertumbuhannya tidak sebagus padi BK," ujarnya.

Abdi menyebutkan, dari sekitar 1.000 hektare lahan pertanian (tanaman padi, tebu, jagung dan lainnya) di Kecamatan Asembagus, selama ini mayoritas petani menanam tanaman tebu karena dinilai lebih bertahan terhadap air belerang yang mengontaminasi lahan sawah mereka.

Namun demikian, katanya, dengan adanya bibit padi BK 01 dan 02 agritan menjadi solusi bagi petani setempat untuk kembali menanam tanaman padi di lahan sawah terkontaminasi air asam Kawah Ijen itu.

"Di Kecamatan Asembagus ini paling banyak tanaman tebu karena dinilai lebih kuat terhadap air belerang. Padi BK inilah menjadi jawaban bagi petani yang ingin menanam tanaman padi," kata Abdi.

Ia mencontohkan, lahan sawah milik seorang petani di Desa Mojosari, Kecamatan Asembagus, menanam padi BK 01 dan 02 agritan pada awal Desember 2023, dan hingga saat ini bertahan dan tumbuh bagus.

"Insya-Allah sekitar 20 hari lagi sudah panen, semoga hasilnya memuaskan. Karena selama ini petani menanam menggunakan bibit padi pada umumnya selalu rugi karena pertumbuhannya tidak bagus seperti padi BK," tutur Abdi.

Pemerintah Kabupaten Situbondo pada tahun ini mulai menanam padi jenis BK 01 dan 02 agritan yang merupakan bibit varietas unggul baru di atas lahan sawah seluas 20.000 hektare.

Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan setempat mempunyai 25 ton stok benih atau bibit padi BK 01 dan 02.

Pembenihan padi jenis BK 01 dan 02 agritan itu akan dilaksanakan di beberapa titik, di antaranya di kawasan perkebunan Banongan, Kecamatan Asembagus seluas 10 hektare dan di areal pertanian Kelurahan Dawuhan, Kecamatan Situbondo, juga ada 1,5 hektare.

Bibit padi BK 01 dan 02 agritan ini tidak sederhana dan perlu keseriusan dan kreativitas petani dalam menyukseskan bibit padi BK yang sudah mendapat izin edar dari Kementerian Pertanian.

Padi BK Situbondo 01 dan 02 adalah bibit varietas unggul baru yang mampu memproduksi padi dalam jumlah lebih besar dengan masa panen setelah tanam sangat genjah atau lebih singkat dibanding bibit padi pada umumnya.

Produktivitas padi varietas unggul baru BK 01 dan 02 ini bisa mencapai 10,56 ton gabah kering panen (GKP) per hektare, atau produktivitasnya dua kali lipat dari padi varietas pada umumnya.

Baca juga: Khofifah dorong petani di Situbondo panen gunakan teknik mekanisasi

Baca juga: Padi varietas BK-Situbondo bisa menghasilkan 10,56 ton per hektare

Pewarta: Novi Husdinariyanto
Editor: Nurul Aulia Badar
Copyright © ANTARA 2024