Dari hasil tim survei kabupaten untuk cakupannya sudah 95 persen dari 42 ribu jumlah stunting. Jadi, pada tahun 2023 sudah tersisa 5,5 persen
Situbondo (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Situbondo, Jawa Timur, mencatat penurunan angka stunting atau gangguan pertumbuhan pada balita mencapai 5,5 persen dan sudah melampaui target nasional 2024 yakni 14 persen.

Sekretaris Daerah Kabupaten Situbondo Wawan Setiawan mengatakan bahwa angka stunting di Situbondo berhasil ditekan hingga mencapai 5,5 persen pada tahun 2023 sesuai hasil bulan timbang, sedangkan target nasional tahun ini 14 persen.

"Dari hasil tim survei kabupaten untuk cakupannya sudah 95 persen dari 42 ribu jumlah stunting. Jadi, pada tahun 2023 sudah tersisa 5,5 persen," katanya kepada wartawan usai membuka kegiatan "Rembuk Stunting" di Aula Pemkab Situbondo, Jawa Timur, Kamis.

Namun demikian, lanjut Wawan, data riil yang diperoleh tim survei kabupaten tidak bisa menjadi acuan untuk evaluasi jumlah stunting nasional, karena pemerintah pusat juga memiliki tim survei dan cara atau pola untuk melakukan survei jumlah stunting di daerah.

Baca juga: Trenggalek giatkan pemberian makanan tambahan untuk tekan stunting
Baca juga: IHO Jatim bantu penanganan stunting di Kabupaten Jember


Meskipun masih menunggu rilis survei nasional, lanjut ia, paling tidak pemerintah daerah setempat telah memiliki data pembanding dan melakukan upaya dan intervensi berbagai program di kantong-kantong stunting sehingga berhasil ditekan turun hingga 5,5 persen pada 2023.

"Berbagai program sudah dijalankan dalam upaya menekan angka stunting. Pada 2022 juga 7,8 persen berhasil terus ditekan pada 2023 menjadi 5,5 persen," katanya.

Sekda Wawan menambahkan pemerintah daerah setempat terus melakukan upaya menekan angka stunting pada tahun ini dengan melibatkan berbagai pihak, mulai dari tim kabupaten, kecamatan, kelurahan/desa, puskesmas, kader posyandu hingga perwakilan organisasi masyarakat.

"Hari ini digelar 'Rembuk Stunting', dalam melakukan langkah-langkah upaya menurunkan angka stunting di Situbondo, dan dilakukan secara berjenjang," katanya.

Persoalan gangguan pertumbuhan pada balita atau stunting dipengaruhi oleh tiga hal, di antaranya pola asuh, kemiskinan, dan penyakit bawaan bayi.

Baca juga: Mahasiswa FK Ubaya kampanyekan pencegahan stunting anak usia dini
Baca juga: Pemkab Magetan bentuk jejaring "skrining" layak hamil cegah stunting

Pewarta: Novi Husdinariyanto
Editor: Indra Gultom
Copyright © ANTARA 2024