Dalam pernyataan singkat, Kementerian Luar Negeri Ekuador mengatakan rakyat Mesir telah memilih Moursi sebagai pemimpin konstitusional mereka, demikian seperti dilaporkan Reuters.
"Setelah kudeta yang menggulingkan Presiden Moursi pada Juli tahun ini, masyarakat Mesir telah terjerat dalam iklim protes sipil dan represi dari pemerintah de facto," kata pernyataan itu.
Rabu adalah hari paling berdarah selama puluhan tahun di negara Arab yang paling padat penduduknya di dunia itu.
Setidaknya 235 orang tewas, termasuk setidaknya 43 polisi, dan 2.000 luka-luka, kata para pejabat kesehatan, dalam bentrokan yang menyebar di luar Kairo ke kota-kota lain di seluruh negeri.
Penerjemah: Askan Krisna
Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2013