Jakarta (ANTARA) - Rumah produksi Starvision mempersembahkan film bergenre thriller psikologis karya sutradara Upi berjudul "Sehidup Semati".
 
Film ini mengangkat tema tentang kehidupan berumah tangga yang penuh drama perselingkuhan dan kekerasan yang masih menjadi persoalan bagi masyarakat di Indonesia.
 
Cerita ini diawali dengan pernikahan Renata (Laura Basuki) dengan Edwin (Ario Bayu) yang menjadi awal mula kisah ini dimulai. Renata yang dibesarkan dalam keluarga religius ditanamkan bahwa perempuan harus patuh dan tunduk kepada suami sebagai kepala rumah tangga.
 
Seruan dari pemuka agama pun juga menjadi pedoman Renata untuk menjalani hari sebagai istri yang baik untuk Edwin.
 
Namun, Renata yang merupakan wanita lugu dan polos kerap mendapatkan perlakuan kasar dan main tangan dari suaminya. Meskipun begitu, ia berusaha mempertahankan rumah tangga yang ia bangun.

Baca juga: Meneguhkan keyakinan lewat film "Jalan yang Jauh Jangan Lupa Pulang"
 
Masalah mulai muncul ketika Renata mencurigai suaminya berselingkuh. Ia merasa mendapatkan teror seperti ‘dihantui’ adanya wanita lain di tempat tinggalnya. Edwin menepis kecurigaan Renata dan selalu meminta Renata menurut apa yang dikatakannya.
 
Seiring berjalannya waktu, teror adanya wanita lain di rumahnya semakin menjadi-jadi dan membuat Renata panik.
 
Akhirnya ia bercerita kepada Asmara (Asmara Abigail) yang merupakan tetangganya di apartemen tempat Renata dan Edwin tinggal. Asmara yang memiliki citra seksi dan vulgar, justru selalu menasehati Renata untuk meninggalkan suaminya yang sering berlaku kasar.
 
Hingga akhirnya Renata mendapatkan bukti bahwa Ana (Chantiq Schagerl) yang menjadi selingkuhan Edwin selama ini. Berbagai cara dilakukan Renata untuk menyelamatkan pernikahannya.
 
Teror lain juga muncul yang berasal dari penghuni lain di apartemen yang semakin menambah ketegangan film ini.
 
Kultur keluarga Renata yang meninggikan posisi laki-laki di rumah tangga juga membuat Renata tidak memiliki tempat berpijak dan membuat Renata semakin terpojok.
Tangkapan layar film "Sehidup Semati" produksi Starvision dan sutradara Upi (ANTARA/YouTube StarvisionPlus)
 
Bagaimanakah nasib pernikahan Renata? Apakah Asmara membantu mengungkap perselingkuhan Edwin, atau justru Renata terjebak pada mulut manis Asmara?
 
Film ini juga dibintangi aktor dan aktris kenamaan lainnya seperti Maya Hasan yang berperan sebagai Ibu Renata, Lukman Sardi sebagai pemuka agama, dan Ivanka Suwandi sebagai Maya.
 
"Sehidup Semati" memberikan kesan film "dark" yang berbeda dari film lain. Kesan mencekam layaknya film horor juga ditampilkan dalam beberapa adegan yang semakin menambah ketegangan dan rasa penasaran akan apa yang selanjutnya terjadi.


Baca juga: "Ngeri Ngeri Sedap", sebuah gambaran dinamika keluarga Indonesia
 
Tangkapan layar Laura Basuki sebagai Renata di film "Sehidup Semati" produksi Starvision dan sutradara Upi (ANTARA/YouTube StarvisionPlus)
 
Beberapa angle pengambilan gambar yang tidak biasa juga dilakukan penata kamera oleh Yunus Pasolang sebagai dinamika baru dalam menghidupkan cerita.
 
Penonton pun akan dibuat bingung dengan alur yang maju mundur, namun jika dipahami dengan saksama, penonton akan merasakan kesan layaknya detektif sedang mengungkap kasus kekerasan rumah tangga.
 
Setelah menonton film ini juga meninggalkan kesan bertanya-tanya dan ikut berusaha memecahkan permasalahan yang dibawa antara peran Renata, Asmara, Edwin dan Ana.
 
Sang sutradara Upi, ingin mengangkat isu ini karena menganggap isu kekerasan rumah tangga sangat dekat dengan masyarakat Indonesia namun sangat sedikit yang mau mengangkat tema ini ke layar lebar.
 
Perlu 13 tahun bagi Upi untuk meyakinkan skenario ini ke berbagai produser dan akhirnya berlabuh pada Starvision yang juga berani mengangkat tema tabu ini.
 
“Ide dasar cerita film ini lahir dari dogma-dogma atau ayat-ayat yang seringkali disalahtafsirkan dan disalahgunakan, yang membuat posisi perempuan atau istri menjadi sangat lemah dan rentan," kata Upi.
 
Pesan yang ingin disampaikan pada film ini adalah ada beberapa kultur atau dogma yang menyebabkan adanya karakter seperti Edwin ataupun Renata. Upi ingin isu ini semakin mencerahkan penonton bahwa kejadian serupa masih banyak terjadi di Indonesia dan perempuan diharapkan bisa lebih bisa berbicara dan berekspresi melawan kekerasan yang dialaminya.
 
“Melalui film ‘Sehidup Semati’ saya ingin memberikan pernyataan bahwa kasus-kasus kekerasan dalam rumah tangga masih kerap diabaikan. Melalui Renata saya ingin memantik diskusi kepada penonton bagaimana efek KDRT yang kerap diabaikan,” tambahnya.
 
Film "Sehidup Semati" akan tayang di bioskop pada tanggal 11 Januari 2024.


Baca juga: Menyelami rasa takut dalam "Paranoia"

Pewarta: Fitra Ashari
Editor: Siti Zulaikha
Copyright © ANTARA 2024