Jakarta (ANTARA) - Survei yang dilakukan Jakarta Research Center (JRC) menunjukkan Partai Gerindra berhasil meraih elektabilitas partai politik tertinggi dengan 20,5 persen dukungan dan menyalip PDIP yang kini berada di posisi kedua dengan elektabilitas 17,8 persen.

“Gerindra berhasil meraih keunggulan atas PDIP dan berpeluang memenangkan Pemilu 2024," kata Direktur Komunikasi JRC Alfian P dalam keterangan tertulis di Jakarta, Selasa.

Kenaikan elektabilitas yang paling mencolok selanjutnya adalah Partai Solidaritas Indonesia (PSI) juga berpeluang lolos ke Senayan setelah meraih elektabilitas 4,5 persen.

PSI telah menjadi peserta Pemilu 2014 lalu, tetapi gagal mengirimkan wakil rakyat ke DPR. Syarat ambang batas sebesar 4 persen membuat banyak partai tidak berhasil melenggang ke Senayan, atau terdepak dari Senayan.

"Selain itu ada pendatang baru di Senayan yaitu PSI yang meraih elektabilitas 4,5 persen,” kata Alfian.

Alfian mengatakan keunggulan Gerindra membuktikan kuatnya faktor Jokowi dalam gelaran pemilu. Sedangkan turunnya elektabilitas PDIP memperlihatkan relasi Jokowi dengan partai yang mengusungnya dalam dua kali pemilu itu.

“Ketika Jokowi meninggalkan PDIP dan beralih mendukung Prabowo yang notabene capres dari Gerindra, kekuatan PDIP pun anjlok,” lanjut Alfian.

Kuatnya faktor Jokowi juga tampak pada melonjaknya elektabilitas PSI. Selain dukungan yang diberikan Jokowi kepada Prabowo melalui Gibran Rakabuming Raka, masuknya Kaesang Pangarep dan memimpin PSI berbuah pada besarnya peluang menembus Senayan.

“Sebelum Kaesang masuk, kebanyakan lembaga survei masih mencatat elektabilitas PSI di bawah 1 persen, tetapi dalam tiga bulan saja bergerak naik ke kisaran 2-3 persen, dan kini berhasil menembus threshold 4 persen,” jelas Alfian.

Jika tren tersebut terjaga sampai hari pencoblosan, PSI mampu naik kelas menjadi partai nasional yang bisa bersuara pada tingkat DPR. Pada pemilu lalu, PSI hanya bisa mengirim wakil rakyat ke tingkat DPRD provinsi dan kabupaten/kota, seperti di DKI Jakarta yang menguasai satu fraksi.

Sebaliknya, ada pula partai yang memiliki kursi di Senayan masih harus berjuang untuk bertahan.

“Pada pemilu terakhir, Hanura tersingkir dari DPR, sekarang PPP yang elektabilitasnya masih berada di bawah ambang batas parlemen,” tutur Alfian.

Survei Jakarta Research Center (JRC) dilakukan pada 26-31 Desember 2023, secara tatap muka kepada 1200 responden mewakili seluruh provinsi di Indonesia. Metode survei adalah multistage random sampling, dengan margin of error sekitar 2,9 persen dan pada tingkat kepercayaan 95 persen.

Berikut hasil lengkap elektabilitas partai-partai politik:

Gerindra 20,5 persen
PDIP 17,8 persen
Golkar 10,3 persen
PKB 7,7 persen
Demokrat 5,4 persen
PKS 5,1 persen
Nasdem 4,8 persen
PAN 4,6 persen
PSI 4,5 persen
PPP 3,0 persen
Perindo 1,8 persen
Gelora 0,7 persen
PBB 0,5 persen
Hanura 0,4 persen
Ummat 0,2 persen
Garuda 0,1 persen
PKN 0,1 persen
Buruh 0,0 persen
Tidak tahu/tidak jawab 12,6 persen

Pewarta: Fianda Sjofjan Rassat
Editor: Hisar Sitanggang
Copyright © ANTARA 2024