Jerusalem  (ANTARA News) - Komite Palang Merah Internasional ICRC , Sabtu mengatakan pihaknya "sangat cemas" atas kesehatan tujuh warga Palestina yang melakukan mogok makan di penjara Israel.

"ICRC terutama cemas akan kondisi Imad Abdelaziz bdallah Al Batran yang melakukan mogok makan selama beberapa minggu," kata ICRC dalam satu pernyataan.

Juan Pedro Schaerer, ketua delegasi ICRC di Israel dan wilayah Palestina, mengatakan nyawa Batran "segera terancam kecuali pihak berwenang yang menahannya mencarikan satu solusi segera".

Palang Merah itu menambahkan setiap solusi harus memperhatikan bahwa para tahanan tidak dapat dipaksa untuk makan atau menerima perawatan medis.

Menurut Klub Tahanan Palestina , Batran yang ditahan Israel dalam tahanan administratif menolak makan sejak 5 Mei.

"Berdasarkan  hal yang disebut Israel "tahanan administratif," para tersangka dapat dipenjarakan tanpa diadili dengan perintah dari satu pengadilan militer.

Perintah itu dapat diperpanjang setiap enam bulan.

Juru bicara Klub itu Amani Sarahna mengemukakan kepada AFP, Batran telah menderita sakit sebelum ia ditahan dan sejak itu kondisi kesehatannya terus memburuk.

Sarahna mengatakan kini ada delapan warga Palestina yang ditahan Israel melakukan mogok makan, beberapa di antara mereka narapidana yang telah lama mendekam di penjara dan yang lainnya para tahanan termasuk yang baru-baru ini menolak makan.

Ia mengatakan mereka ditahan di rumah-rumah sakit Israel dan tidak di penjara.

(Uu.H-RN)

Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2013