hujan lebat dan angin kencang berisiko menyebabkan korsleting listrik
Jakarta (ANTARA) - Anggota Komisi A DPRD DKI Jakarta Israyani mengingatkan warga yang tinggal di permukiman padat untuk secara berkala memeriksakan instalasi listrik untuk mencegah terjadinya kebakaran apalagi di tengah cuaca ekstrem seperti sekarang ini.

"Saya kira perlu  memeriksakan instalasi listrik secara berkala,” kata Israyani kepada wartawan di Jakarta, Kamis.

Israyani merasa khawatir saat hujan lebat dan angin kencang berisiko menyebabkan korsleting listrik, apalagi kalau terjadi di wilayah padat penduduk kerugian yang dialami bisa sangat besar.

Terlebih, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprediksi sebagian wilayah Jakarta pada pekan ini dilanda hujan disertai angin kencang, petir, ataupun kilat.

Maka dari itu, dia juga meminta warga mematikan barang elektronik kalau tidak digunakan, jauhkan benda yang mudah terbakar, dan kompor gas dipastikan dicek jika keluar rumah.

Selain itu, menurut dia, untuk menghindari hal yang tak diinginkan, lebih baik masyarakat tetap di rumah saat cuaca ekstrem.

“Lebih utama berdiam diri di rumah, tidak berenang, menghindari sengatan listrik, menghindar dari berteduh di bawah pohon, dan kalau ada kondisi darurat hubungi pusat bantuan Pemprov DKI (call center),” ujarnya.

Israyani  berharap seluruh dinas seperti Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan (Gulkarmat) DKI Jakarta, dan Dinas Sumber Daya Air DKI saling berkoordinasi untuk mengantisipasi potensi kebakaran akibat cuaca ekstrem.

Dia menyarankan agar pencegahan kebakaran dimulai dengan sosialisasi pencegahan kebakaran, nomor yang bisa dihubungi saat terjadi kebakaran, serta upaya penanggulangan penyelamatan.

“Kami memberi apresiasi kepada semua pihak dan mengimbau kepada seluruh dinas terkait pada situasi seperti ini, saling berkoordinasi dan siap siaga," tuturnya.

Dinas Gulkarmat DKI Jakarta mencatat  sebanyak 2.286 peristiwa kebakaran sepanjang tahun 2023. Dari jumlah itu, sebagian besar disebabkan oleh korsleting listrik.

Kepala Dinas Gulkarmat DKI Jakarta Satriadi Gunawan mengatakan sebanyak 53,19 persen dari kejadian kebakaran di Jakarta disebabkan korsleting listrik.

“Korsleting listrik menjadi dugaan penyebab yang paling tinggi. 1.216 kejadian kebakaran di Jakarta disebabkan karena itu,” ungkap Satriadi.

Bahkan, untuk membantu percepatan penanganan kebakaran, Suku Dinas Gulkarmat Jakarta Timur membangun hidran mandiri di tujuh wilayah padat penduduk yang sulit dijangkau mobil pemadam.
Baca juga: Tiga lapak barang bekas di Cakung ludes terbakar
Baca juga: Pemkot Jaksel dapat tambahan sembilan unit mobil pemadam kebakaran
Baca juga: Petugas gabungan bersihkan lokasi bekas kebakaran di Jelambar

Pewarta: Luthfia Miranda Putri
Editor: Ganet Dirgantara
Copyright © ANTARA 2024