Jakarta (ANTARA) - Dokter Spesialis Bedah Onkologi Divisi Onkologi RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo Dr. dr. Diani Kartini, SpB(K)Onk menjelaskan pentingnya kelenjar tiroid bagi tubuh dan kondisi-kondisi tertentu saat kelenjar tiroid memerlukan pembedahan.

“Kelenjar tiroid ini bisa memerlukan pengobatan itu ada beberapa keadaan, misalnya pembesaran kelenjar tiroid. Salah satunya, orang awam menyebutnya ‘gondok’ atau pembesaran kelenjar tiroid,” kata Diani saat gelar wicara daring yang diikuti dari Jakarta, Kamis.

Kelenjar tiroid itu suatu kelenjar yang berbentuk seperti kupu-kupu dan terletak di leher (ada dua). Kelenjar tiroid berfungsi untuk metabolisme tubuh, pertumbuhan dan perkembangan tubuh dan menjaga kesehatan jantung.

Baca juga: Gangguan tiroid kerap tak disadari pasien
 
Ada sejumlah kondisi saat kelenjar tiroid membutuhkan pembedahan, misalnya, pembesaran kelenjar tiroid, kelainan pada kelenjar tiroid, dan lainnya.

Kelainan pada kelenjar tiroid antara lain adalah hipertiroid dan hipotiroid. Kondisi hipertiroid terjadi ketika kelenjar tiroid menghasilkan terlalu banyak hormon tiroid dan sebaliknya, hipotiroid ketika kondisi ketika kelenjar tiroid tidak menghasilkan hormon tiroid yang cukup.

Kondisi di atas dapat disertai dengan sejumlah gejala, seperti hipertiroid yang membuat seseorang lebih banyak berkeringat, jantung berdebar-debar, mata melotot atau membesar, dan lainnya. Berlawanan dengan hipertiroid, kondisi hipotiroid biasanya memiliki gejala dengan badan terasa lemah, sulit buang air besar, dan lainnya.

“Rata-rata, pasien datang ke dokter dengan keluhan benjolan di leher, tetapi, kita harus cari tahu dulu apakah betul itu karena kelenjar tiroid yang membesar. Kalau saat menelan benjolannya bergerak, kemungkinan itu benar karena masalah pada kelenjar tiroid,” kata Diani.

Pembesaran kelenjar tiroid dapat menjadi indikasi dari suatu penyakit, antara lain gangguan hormon yang dihasilkan kelenjar tiroid, penyakit autoimun, tumor, hingga kanker. Dokter akan mengadakan pemeriksaan lanjutan untuk menentukan penyakit tersebut.

Baca juga: Masalah tiroid lebih sering dialami wanita, ini sebabnya
 
Jika benjolan pada kelenjar tiroid terindikasi kanker, dikhawatirkan sel kanker akan menyebar ke kelenjar getah bening atau area tubuh lainnya. Oleh sebab itu, dokter akan memeriksa lebih lanjut pasien dengan metode biopsi untuk mengetahui benjolan itu termasuk jinak atau ganas.

Jika hasil pemeriksaan sudah diketahui, dokter akan mengambil tindakan dengan operasi pengangkatan kedua kelenjar tiroid (kelenjar tiroid di lobus kanan dan kiri), atau hanya pengangkatan sebagian kelenjar tiroid.

“Ada kondisi-kondisi yang harus dipenuhi. Misalnya, kalau pasien masuk ke dalam golongan risiko rendah, maka akan dilakukan pemotongan (kelenjar tiroid) di satu sisi saja,” kata Diani.

Ketika pasien termasuk risiko tinggi, dokter akan melakukan pembedahan di kedua lobus kelenjar tiroid.

Setelah proses pengangkatan kelenjar tiroid selesai, pasien harus istirahat, rajin mengontrol diri mereka ke dokter, dan meminum obat yang diberikan agar kondisi tubuh dapat segera pulih.

Baca juga: Benjolan di leher berasal dari tiroid punya tanda khas

Baca juga: Gangguan tiroid yang ditangani dengan baik bisa kembalikan kesuburan

Baca juga: Limfoma hodgkin bisa serang usia muda dan tua

 

Pewarta: Vinny Shoffa Salma
Editor: Natisha Andarningtyas
Copyright © ANTARA 2024