Jakarta (ANTARA) - Praktisi kesehatan, Dokter Spesialis Anak dari Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Hasan Sadikin, Bandung dr Faisal mengatakan penyakit hipotiroid kongenital bisa menyerang kepada setiap bayi yang baru lahir.
 
"Penyebab kenapa bayi bisa menderita penyakit hipotiroid kongenital kalau dilihat dari segi polanya, ini sporadis. Bisa terkena kepada siapapun," katanya dalam acara gelar wicara tentang hipotiroid kongenital yang diikuti secara daring di Jakarta, Senin.
 
Faisal mengatakan penyakit hipotiroid kongenital juga dapat terjadi kepada setiap bayi, tanpa memandang kesehatan ibu saat hamil, begitu pun dengan status sosialnya.
 
Dia menjelaskan penyakit hipotiroid kongenital merupakan penyakit kelainan yang merupakan bawaan sejak lahir, yang dapat mempengaruhi produksi hormon tiroid pada seseorang.
Hormon tiroid, kata dia, diproduksi di kelenjar tiroid yang berada di bagian leher. Hirmon tiroid berfungsi sebagai hormon yang mengatur produksi energi, serta metabolisme tubuh manusia.
 
"Hormon tiroid juga mempengaruhi tumbuh kembang anak. Otak bayi ketika dilahirkan masih belum sempurna. Motorik kasar, halus, bahasa, memerlukan perkembangan otak yang baik. Disini lah hormon tiroid menjadi penting," tuturnya.
 
Jika seorang anak tumbuh dengan kekurangan hormon tiroid, kata Faisal, maka seorang anak akan tumbuh dengan tingkat inteligensi yang kurang baik.
 
Oleh karena itu, dia mendorong agar para orang tua melakukan Skrining Hipotiroid Kongenital (SHK) pada saat anak baru dilahirkan, sebagai upaya pencegahan dari dampak yang lebih buruk lagi.

Ia menyatakan dampak buruk dari penyakit hipotiroid kongenital dapat dicegah jika mendapatkan pertolongan sedini mungkin. Bahkan menurutnya, jika bayi ditangani sebelum menginjak usia satu bulan, maka pertumbuhannya akan sama seperti anak lainnya yang tidak menderita hipotiroid kongenital.
 
"Semua fasilitas layanan kesehatan yang menerima pelayanan persalinan dengan skema BPJS sudah melayani pengambilan sampel skrining. Program ini di-cover pemerintah," ujarnya.

SHK merupakan salah satu dari 14 jenis skrining yang biayanya ditanggung oleh pemerintah. SHK pada bayi baru lahir juga merupakan bagian dari Integrasi Layanan Kesehatan Primer yang salah satunya berfokus pada setiap siklus hidup.
 
Sebelumnya, Direktur Jenderal Kesehatan Masyarakat (Dirjen Kesmas) Kemenkes Maria Endang Sumiwi mengatakan siklus hidup menjadi fokus utama supaya Kemenkes dapat memenuhi layanan primer dari tiap-tiap siklus, dimulai dari bayi, balita, anak-anak, remaja, dewasa, hingga lansia.
 
Siklus hidup tersebut, kata dia, dijadikan acuan oleh Kemenkes untuk dapat memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat, yang sesuai dengan standar yang terdapat pada masing-masing siklus hidup.

Baca juga: Kemenkes wajibkan skrining Hipotiroid Kongenital pada bayi baru lahir
 

Pewarta: Sean Muhamad
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2023