Salah satunya (kajian) K3. Insya Allah segera bisa diselesaikan di 2024 ini. Setelah itu, baru dioperasionalkan
Semarang (ANTARA) - Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kota Semarang menargetkan kajian penerapan keselamatan dan kesehatan kerja (K3) Jembatan Kaca Tinjomoyo Semarang bisa diselesaikan pada tahun ini.

"Untuk jembatan kaca, kami memang harus memenuhi dulu K3-nya ya. Unsur K3 kami ke depankan," kata Kepala Disbudpar Kota Semarang Wing Wiyarso, di sela Festival Komukino, Semarang, Kamis.

Apalagi, kata dia, seiring adanya insiden jembatan kaca pecah di The Geong, Kompleks Hutan Pinus Limpakuwus, Kabupaten Banyumas, Jateng, beberapa waktu lalu yang menewaskan seorang pengunjung.

Walaupun secara konstruksi dan struktur jembatan kaca yang berada di Hutan Wisata Tinjomoyo tersebut aman, kata dia, masih banyak faktor yang dipertimbangkan untuk operasionalisasi.

"Salah satunya (kajian) K3. Insya Allah segera bisa diselesaikan di 2024 ini. Setelah itu, baru dioperasionalkan," katanya.

Potensi pariwisata memang harus dioptimalkan, kata Wing, tetapi tetap harus dipersiapkan dan diperhitungkan secara matang agar ke depan tidak malah kontraproduktif dengan upaya mendongkrak kunjungan wisatawan.

Menurut dia, aspek keamanan dan keselamatan pengunjung memang dikedepankan untuk Jembatan Kaca Tinjomoyo sesuai arahan Wali Kota Semarang sebelum adanya kejadian jembatan kaca pecah di Banyumas.

Rencananya, kata dia, operasional Jembatan Kaca Tinjomoyo baru bisa dilakukan setelah penyelesaian kegiatan di Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Perubahan 2023 maupun APBD Kota Semarang 2024.

Selain kajian K3, ada beberapa penambahan, seperti ruas sebelah timur, sarana prasarana pendukung untuk kelengkapan operasional jembatan kaca, seperti jaring pengaman, peninggian 'safety railing', dan pemberian penyekat.

Nantinya, Wing menambahkan bahwa operasionalisasi jembatan kaca tersebut diiringi penyiapan sumber daya manusia (SDM) yang memiliki sertifikasi K3, khususnya dalam pengelolaan kondisi di ketinggian.

"Jadi, enggak asal K3 biasa saja. Harus memiliki keahlian dan kemampuan dalam mengelola di ketinggian. Biasanya temen-temen dari 'climbing', panjat tebing yang memiliki sertifikasi seperti itu. Ini sedang proses tahapan," katanya.

Baca juga: Disbudpar Semarang menunggu kajian K3 soal Jembatan Kaca Tinjomoyo

Baca juga: Sandiaga: Jembatan kaca The Geong Banyumas belum resertifikasi CHSE

Baca juga: DPU Banyumas: Pengelola The Geong belum ajukan izin jembatan kaca

Pewarta: Zuhdiar Laeis
Editor: Ahmad Buchori
Copyright © ANTARA 2024