Jakarta (ANTARA) - Pengamat Pariwisata dari Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) meminta pemerintah mempertimbangkan kembali pembangunan wahana jembatan kaca setelah peristiwa jatuhnya wisatawan di The Geong Limpakuwus, Banyumas, Jawa Tengah.

Selain kontruksi yang dinilai tidak aman, wanaha tersebut juga tidak sesuai dengan prinsip pariwisata yang berwawasan lingkungan dan berkelanjutan.

"Pemerintah sebaiknya perlu mempertimbangkan kembali pembangunan jenis wahana wisata seperti ini," kata Chusmeru saat dihubungi dari Jakarta, Kamis.

Menurutnya, peristiwa jatuhnya wisatawan dari jembatan kaca tersebut dapat dijadikan pelajaran bagi para pemangku kebijakan sektor pariwisata.

Pengelola wahana wisata dan wisatawan yang berkunjung, kata dia, perlu memperhatikan 3 hal, yaitu keamanan, keselamatan, dan kenyamanan.

"Wahana semacam itu sangat berpotensi terjadinya kecelakaan. Keamanan dan keselamatan wisatawan menjadi prioritas agar nyaman dalam berwisata," ujarnya.

Baca juga: Polresta Banyumas periksa 12 saksi insiden jembatan kaca

Di sisi pemerintah, kata dia, perlu dipertimbangkan kembali pembangunan jenis wahana wisata seperti itu.

Selain sangat beresiko terhadap faktor keamanan, banyak jembatan kaca di berbagai objek wisata alam, menurutnya, justru menimbulkan distorsi visual sehingga objek wisata alam kehilangan pemandangan yang indah dengan adanya jembatan kaca itu.

"Dari perspektif ekologis, jembatan kaca sangat tidak sesuai dengan prinsip eco-tousrism dan berkelanjutan," ujarnya.

Peristiwa jatuhnya wisatawan di wahana jembatan kaca objek wisata The Geong Limpakuwus, kawasan Baturraden, Banyumas, Jawa Tengah terjadi pada Rabu, 25 Oktober 2023.

Dua orang wisatawan yang jatuh itu berjenis kelamin perempuan, yakni berinisial AI (41) mengalami luka-luka dan FA (49) dinyatakan meninggal dunia oleh tim dokter.

Baca juga: Pemkab Banyumas tutup sementara seluruh wisata jembatan kaca
Baca juga: Polresta Banyumas ambil rekaman CCTV selidiki insiden jembatan kaca


Pewarta: Moch Mardiansyah Al Afghani
Editor: Gilang Galiartha
Copyright © ANTARA 2023