Jakarta (ANTARA) - Ketua Komite Olimpiade Indonesia (KOI/NOC Indonesia) Raja Sapta Oktohari mengenang lifter putri Lisa Raema Rumbewas sebagai sosok olahragawan yang penuh dengan dedikasi dan semangat yang tinggi.

“Kami kehilangan pahlawan olahraga, mentor, dan inspirasi bagi banyak atlet muda. Lisa Raema Rumbewas bukan hanya seorang atlet yang mengukir prestasi, tetapi juga merupakan sosok pejuang yang berdedikasi, semangat, dan kebanggaan bagi Indonesia,” kata Oktohari, dikutip dari keterangan resmi KOI, Minggu.

Lisa, lifter peraih tiga medali Olimpiade untuk Indonesia, mengembuskan napas terakhirnya pada Minggu (14/1) dini hari di RSUD Jayapura, Papua.

“Kepergiannya adalah kehilangan besar bagi dunia olahraga. Semoga keluarga yang ditinggalkan diberikan kekuatan dan ketabahan dalam menghadapi masa sulit ini,” ujar Okto.

Lisa Rumbewas lahir pada 10 September 1980 dari pasangan Luvenus Rumbewas dan Ida Aldamina Korwa. Ia debut di panggung Olimpiade 2000 Sydney, kala itu kategori putri angkat besi baru pertama kali dipertandingkan.

Penampilan lifter dari Bumi Cenderawasih ini pun cemerlang. Ia mampu mengamankan medali perunggu di kelas 49 kg. Namun, beberapa hari berselang Izabela Dragneva (Bulgaria) rivalnya yang naik di podium kedua terbukti positif doping, alhasil Lisa pun berhak atas perak tersebut.

Lisa kembali tampil di Olimpiade 2004 Athena dan membawa pulang medali perak di kelas 53 kg.

Turun di Olimpiade 2008 Beijing, Lisa saat itu harus puas di urutan keempat. Tapi, ia kemudian diuntungkan, menyusul uji sample doping 2008 yang dilakukan pada 2016 menyatakan hasil Natassia Novikava (Belarusia) yang mendapat medali perunggu adalah positif.

Alhasil, medali tersebut jatuh ke tangan Lisa. Penyerahan medali secara seremonial diberikan oleh senior Komite Olimpiade Internasional Rita Subowo dan Ketua KOI 2015-2019 Erick Thohir.

“Hingga saat ini, Lisa adalah satu-satunya atlet putri yang memiliki tiga medali di Olimpiade. Apa yang dia lakukan semoga menjadi inspirasi bagi atlet-atlet muda kita untuk mencapai prestasi tertinggi di kancah dunia,” kata Okto.

Baca juga: Mengenang Lisa Raema Rumbewas, peraih medali Olimpiade asal Papua

Sementara itu, ibunda Lisa, Ida, mengatakan epilepsi putrinya sempat kambuh pada 6 Januari. Ia terjatuh dan sempat tidak sadarkan diri sehingga keluarga membawanya ke Rumah Sakit Provita Jayapura.

“Kebetulan saat itu obatnya habis, ketika kambuh di malam hari dia di kamar. Ia terjatuh, tak sadar dan keningnya sudah berdarah. Kami bawa ke Rumah Sakit Provita, tiga hari dirawat di sana, kami dirujuk ke RSUD Jayapura di Senin siang hingga anak kami mengembuskan napas terakhirnya dini hari tadi,” ujar Ida.

Ida mengatakan, selama di rumah sakit, Lisa juga sempat mengalami kejang yang cukup parah. Tim dokter telah memberikan obat antikejang dan beberapa obat lainnya.

“Ketika di rumah sakit katanya juga ada infeksi paru-paru dan kadar albumin juga sempat turun,” kata Ida.

Sementara itu, Ida yang juga merupakan seorang atlet menambahkan pihak keluarga masih berusaha mencari lokasi peristirahatan terakhir untuk Lisa yang rencananya akan dikebumikan pada Senin (15/1).

Baca juga: KONI: Meninggalnya Lisa Rumbewas duka bagi olahraga Papua

Pewarta: Arnidhya Nur Zhafira
Editor: Eka Arifa Rusqiyati
Copyright © ANTARA 2024