Total sementara sesuai pendataan terakhir, 158 warga masuk dalam radius 4,5 kilometer dari Kawah Verbeek Marapi. Sesuai rekomendasi Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), daerah ini masuk zona tidak aman...
Lubuk Basung,- (ANTARA) -
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Agam, Sumatera Barat (Sumbar), mencatat 158 warga terdampak erupsi Gunung Marapi atau berada di radius 4,5 kilometer dari puncak.
 
"Total sementara sesuai pendataan terakhir, 158 warga masuk dalam radius 4,5 kilometer dari Kawah Verbeek Marapi. Sesuai rekomendasi Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), daerah ini masuk zona tidak aman Level III, Siaga," kata Kepala Pelaksana BPBD Agam Bambang Warsito di Lubuk Basung, Rabu.
 
BPBD bersama TNI-Polri dan instansi terkait lain yang menyatu dalam tim gabungan siaga Gunung Marapi telah memberikan arahan pengosongan daerah terdampak dengan catatan sementara 21 orang melakukan pengungsian secara mandiri.
 
"21 orang tercatat melakukan pengungsian sementara. Namun angka ini tidak termasuk warga yang banyak mengungsi hanya di malam hari, kemudian balik lagi beraktivitas bertani dan berladang siang hari, masih diizinkan dengan memberikan laporan untuk diawasi tim," kata Bambang.
 
Menurutnya 158 warga Agam yang terdampak berasal dari dua kecamatan yang berada persis di pinggang Gunung Marapi yakni Kecamatan Sungai Puar dan Kecamatan Candung.

Baca juga: Pemkab Agam dan tim gabungan lakukan evaluasi siaga erupsi marapi
 
"Di Kecamatan Canduang ada 106 warga terdampak. Mereka berasal dari 27 rumah dengan 31 Kepala Keluarga (KK) di Dusun Kalimpariak, Tabek Gadang, Ateh Rubai, Bareco," katanya.
 
Sementara 58 orang berada di Kecamatan Sungai Puar dari 14 rumah terdata dengan 17 KK di daerah Jorong Simpang Tiga, Padang Tarok, Limo Kampung, dan Jorong Sariak.
 
Ia menyebutkan kearifan lokal masyarakat setempat ikut mempengaruhi aktivitas pengungsian warga yang hanya meninggalkan rumah pada malam hari.
 
"Warga terdampak diterima menginap oleh kerabatnya yang berada di zona aman dengan keterikatan hubungan adat atau satu suku. Meski begitu tim gabungan tetap mengawasi dan memastikan keamanannya," ujar Bambang.

Baca juga: Kepolisian lakukan trauma healing siswa terdampak erupsi Marapi
 
Sementara itu Bupati Agam Andri Warman menambahkan untuk kerugian warga yang terdampak berupa gagal panen atau lainnya akan dicarikan penggantian biaya melalui dana tanggap darurat.
 
"Benar banyak warga dari kalangan petani yang merugi. Dalam rapat evaluasi disimpulkan, untuk mendapatkan dana tanggap darurat dari BNPB pusat, semua akan dikoordinasikan terlebih dulu," katanya.
 
PVMBG mendata Gunung Marapi (2.891) mdpl hingga saat ini masih mengalami erupsi dengan total letusan 130 kali dan hembusan 696 kali.
 
Erupsi terakhir hari ini terpantau terjadi pada Rabu (17/1) pukul 04.25 WIB dengan amplitudo 32 milimeter durasi 54 detik, namun tinggi letusan tidak terpantau karena terhalang kabut.

Baca juga: BMKG ingatkan masyarakat ancaman lahar dingin erupsi Marapi
 
 

Pewarta: Altas Maulana
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2024