Pentingnya kepemimpinan yang tegas dan memegang teguh prinsip adil baik di tingkat nasional, sektoral dan regional.
Jakarta (ANTARA) - Pasangan Calon Presiden dan Calon Wakil Presiden nomor urut 1 Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar menekankan pentingnya kepemimpinan (leadership) dalam mewujudkan transisi energi menuju net zero emission (NZE) atau netral karbon 2060.

Menurut Co-captain Tim Nasional Pemenangan Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar (Timnas AMIN), Sudirman Said, ada banyak masalah sosial dalam mewujudkan transisi energi yang berkeadilan menuju energi bersih di Indonesia.

"Memang tidak mudah untuk bergeser dari fosil ke renewable (energi terbarukan), bahkan umpamanya komitmen kita bulatkan pun, itu pasti akan ada masalah sosial. Makanya peran leadership sangat penting," katanya dalam diskusi KIPD AIPI terkait Perubahan Iklim dan Transisi Energi Berkeadilan, di Jakarta, Kamis.

Sudirman menyebut pentingnya kepemimpinan yang tegas dan memegang teguh prinsip adil baik di tingkat nasional, sektoral dan regional. Pasalnya, akan ada banyak masalah sosial yang perlu ditangani jika ingin mewujudkan keadilan sebagai pedoman.

Mantan Menteri ESDM itu mengungkapkan penerapan transisi energi saat ini mengalami dilema berlipat mulai dari pendanaan, pergeseran operasi hingga keterjangkauan harga.

Ia mengungkapkan di sisi pendanaan, misalnya, kebutuhan investasi EBT tinggi, tetapi realisasinya selama ini masih minim. Terkait pergeseran operasi misalnya potensi EBT tinggi di suatu daerah, tetapi permintaannya tinggi di daerah lain. Sementara itu, dari sisi keterjangkauan harga, harga EBT mahal, pengusaha ingin untung tetapi warga ingin harga yang murah.

"Perbedaan kepentingan selalu muncul. Maka, bagaimana leadership bisa komitmen dan cukup kuat mendorong itu semua," ujarnya pula.

Paslon Anies-Muhaimin memiliki program "Indonesia Menuju EBT", dan program ini dilaksanakan melalui diversifikasi energi termasuk bioenergi, panas bumi, air terjun, angin, hidrogen dan tenaga surya dengan dukungan pemerintah dari sisi pembiayaan maupun pemetaan potensi serta dengan memaksimalkan transfer teknologi.

Anies-Muhaimin juga membuka peluang bagi masyarakat dan komunitas untuk memproduksi EBT dan memasarkannya ke PLN guna mendorong pertumbuhan EBT.

Selain itu, pasangan tersebut juga mendorong pembiayaan EBT melalui berbagai pendekatan termasuk project development funding, viability gap financing dan credit enhancement funding.

Anies-Muhaimin juga akan membentuk dana abadi berasal dari pendapatan sumber daya alam yang dialokasikan untuk riset EBT peningkatan kualitas manusia dan untuk memberikan insentif bagi penerapan EBT.
Baca juga: Ganjar-Mahfud tekankan transisi energi jadi mesin pertumbuhan ekonomi
Baca juga: Prabowo-Gibran fokus meningkatkan inovasi dukung transisi energi

Pewarta: Ade irma Junida
Editor: Budisantoso Budiman
Copyright © ANTARA 2024