Bandung (ANTARA) - Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung meyakini investasi Kota Bandung di tahun 2024 akan bertumbuh, terlebih dengan mulai terbangun dan terbentuknya kawasan Bandung Timur, termasuk Gedebage.

"Dengan mulai terbentuknya kawasan Bandung Timur, termasuk Gedebage, adanya mal baru, memberikan kontribusi investasi untuk kota bandung, roda perekonomian dan destinasi wisata tambah banyak," kata Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Kota Bandung Ronny Ahmad Nurudin di Bandung, Jumat.

Untuk tahun 2023, diungkapkan oleh Ronny, Kota Bandung ditargetkan realisasi investasi Rp7,25 triliun, dan dia optimistis target tersebut tercapai bahkan melebihi, mengingat sampai dengan kuartal tiga tahun 2023, realisasi investasi Kota Bandung telah mencapai sekitar Rp6,2 triliun.

"Untuk secara total harus menunggu perhitungan dari kuartal empat. Tapi secara kasar ini sudah tercapai, dengan pendorong utama adalah proyek KCIC, transportasi, pergudangan, dan telekomunikasi yang didorong pelayanan perizinan yang cepat, mudah dan dekat," ucap Ronny.

Untuk tahun 2024, Ronny juga meyakini Kota Bandung bisa mencapai target investasi yang dicanangkan walau jumlahnya lebih besar yakni Rp7,3 triliun.

Terlebih dengan kawasan Gedebage yang siap melesat di awal 2024 dengan hadirnya infrastruktur wisata (Masjid Al-Jabbar), transportasi (Kereta Cepat), perumahan dan niaga seperti mal yang otomatis memiliki kebutuhan infrastruktur lainnya seperti pergudangan, dan lainnya.

"Dengan adanya itu, mudah mudahan bisa mendongkrak lagi, bisa memperbanyak nilai investasi, kan pasti tenant masuk, kemudian butuh pergudangan dan lainnya, sehingga investasi di Bandung Timur akan lebih besar lagi," tuturnya.

Salah satu tenant di mal Summarecon Gedebage, Go! Go! CURRY - Genki no Minamoto yang merupakan bagian dari PT Foods Beverages Indonesia (F&B Indonesia), mengungkapkan pemilihan Bandung menjadi lokasi ekspansi bisnisnya, karena melihat kota ini memiliki prospek yang baik bagi investasi.

"Dulu buka di Jakarta, lumayan bagus, kemudian di Bali satu, Surabaya satu, Tangsel, Depok, dan kedelapan ini di Bandung. Sebenarnya kita mau di semua kota, tapi kami cari tempat yang baik (iklim investasinya) dengan mempertimbangkan karakter masyarakat, dan Bandung pilihannya, dengan kategori limitted service restaurant yang menunjukkan potensi pertumbuhan besar terutama di Bandung," kata CEO F&B Indonesia Devin Widya Krisnadi.

Dia berharap, hadirnya mereka yang mengusung rasa kari khas Kota Kanazawa ini di Bandung, dapat diterima dan memberikan efek baik bagi masyarakat.

"Pelebaran sayap ini langkah selain untuk menjangkau masyarakat lebih luas, juga untuk memberikan impact sosial lebih besar pada masyarakat dengan kehadiran kami," tuturnya.

Pewarta: Ricky Prayoga
Editor: Evi Ratnawati
Copyright © ANTARA 2024