Singapura (ANTARA News) - Harga minyak naik di perdagangan Asia, Selasa, di tengah kekhawatiran atas kemungkinan aksi militer AS terhadap Suriah setelah Washington memperingatkan rezim Presiden Bashar al-Assad akan menghadapi tindakan atas dugaan serangan senjata kimia.

Kontrak utama New York, minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Oktober naik 57 sen menjadi 106,49 dolar dalam perdagangan pertengahan pagi. Sementara minyak mentah Brent North Sea untuk penyerahan Oktober menguat 45 sen ke posisi 111,18 dolar.

Kelly Teoh, ahli strategi pasar di IG Markets Singapore, mengatakan investor mengantisipasi kemungkinan pergerakan melawan Suriah dengan tuduhan dugaan menggunakan senjata bahan kimia, yang telah dibantan oleh Damaskus.

"Selama beberapa hari terakhir kita telah melihat rekaman (dari dugaan serangan senjata kimia) dan itu benar-benar keji," katanya kepada AFP.

"Itu tergantung pada apakah dunia akan berkumpul dan menghentikan ini. Investor mencerna kondisi itu."

Menteri Luar Negeri AS John Kerry memperingatkan bahwa Amerika Serikat akan menuntut "pertanggungjawaban" menyusul serangan senjata kimia pada warga sipil Suriah.

Kerry mengatakan Amerika masih memeriksa bukti penggunaan senjata kimia di Suriah, tetapi tidak ada keraguan bahwa rezim Bashar al-Assad akan disalahkan.

John Kerry dalam sebuah pernyataannya yang disiarkan televisi mengatakan, Presiden Barack Obama akan meminta pertanggungjawaban untuk tindakan tak bermoral ini.

Kerry mengatakan Washington akan memberikan lebih banyak bukti yang berada di balik serangan tersebut dan Barack Obama bertekad mereka yang bersalah akan menghadapi konsekuensi-konsekuensi.

"Jika kemungkinan AS meningkatkan respon militer, ini akan meningkatkan ketegangan di Timur Tengah dan mempengaruhi stabilitas di kawasan penghasil minyak utama dunia itu, sehingga menaikkan harga," kata Phillip Futures.

Editor: Ella Syafputri
Copyright © ANTARA 2013