Jakarta (ANTARA) - Berbicara tentang dunia sekolah, setidaknya ada tiga hal yang bisa terpikirkan yakni pertemanan dengan pasang dan surutnya, mimpi serta percintaan atau dikenal dengan cinta monyet bagi sebagian orang yang pernah mengalaminya.

Kurang lebih inilah yang dikemas sutradara sekaligus penulis skenario asal Thailand Atta Hemwadee dalam film bergenre drama dan komedi berjudul "Not Friends".

Kisah dalam film berdurasi sekitar 130 menit itu mengangkat tentang upaya Pae (diperankan Anthony Buisseret), seorang siswa sekolah menengah atas, membuat film pendek tentang mendiang teman sebangkunya, Joe (diperankan Pisitpol Ekaphongpisit) yang diwarnai berbagai kejadian menguak fakta baru tentang sosok sebenarnya Joe.

Walau menjadi teman sebangku, Pae tak berarti dekat dengan Joe. Keduanya memiliki kepribadian bertolak belakang. Pae yang belum lama pindah ke sekolah Joe karena suatu sebab cenderung bersikap dingin dan tak acuh, sementara Joe justru dikenal ramah.

Saat Joe berusaha membangun persahabatan, Pae malah tampak menginginkan hal sebaliknya.

Baca juga: Film "7 Days" yakin bisa diterima masyarakat Indonesia

Baca juga: Andy Lau terluka saat syuting di Thailand


Namun, usai Joe meninggal dunia karena mengalami kecelakaan mobil dan teman-temannya merasa kehilangan, Pae berinisiatif membuat film pendek yang didasarkan kisah nyata kehidupan Joe.

Apa alasan utama Pae membuatnya, padahal dia tak dekat apalagi mengenal Joe?
Salah satu adegan Pae dan Joe dalam film "Not Friends" (ANTARA/HO-CGV)


Ternyata ada hubungan dengan keinginan Pae di masa depannya dan ini Pae diketahui dengan mudahnya oleh Bokeh (diperankan Thitiya Jirapornsilp), teman semasa sekolah pertama Joe. Bokeh memandang buruk alasan Pae.

Tetapi, alih-alih menentang pembuatan film, Bokeh malah membantu Pae dibantu tiga orang lainnnya. Masing-masing dari mereka berupaya mewujudkan film Pae untuk Joe.

Semula semuanya berjalan lancar, hingga sebuah fakta terkuak tentang Joe, yang melibatkan Ohm (diperankan Ingkarat Damrongsakkul), teman sebangku Joe sebelum Pae. Ohm menjadi tokoh kunci yang membuat pandangan Pae berubah dan menyebabkannya berselisih paham dengan Bokeh.

Apa yang dilakukan Pae kemudian dan keputusannya selaku sutradara film pendek untuk Joe?
Pae dan Bokeh saat akan membuat film pendek untuk Joe dalam film "Not Friends" (ANTARA/HO-CGV)


"Not Friends" dikemas dengan bumbu komedi melalui adegan dan dialognya, lalu drama yang bisa memicu air mata dan kisah yang relatif segar tentang dunia anak sekolahan kekinian yang begitu melek teknologi.

Sebagian penonton generasi masa kini dan bahkan milenial mungkin merasa terhubung dengan cerita Pae dan rekan-rekannya serta konflik yang mereka hadapi.

Atta Hemwadee mengajak penonton untuk mempertanyakan tentang hal terpenting apa dalam sebuah kehidupan remaja dan mengerucutkan pada dua pilihan yakni teman atau mimpi melalui tokoh Pae.

Di sisi lain, sebenarnya ada ruang dan waktu untuk berpikir sejenak di tengah kekalutan dan membuat keputusan logis. Remaja menurut Stanford Medicine Children's Health dapat melakukan pemikiran yang lebih kompleks atau logika formal. Ini termasuk kemampuan untuk mempertimbangkan banyak sudut pandang dan menyadari tindakan proses berpikir.

Baca juga: Rio Dewanto hingga Jinyoung CIX berpartisipasi di film horor Thailand

Tokoh Pae menuntun penonton pada keputusannya yang mempertimbangkan setidaknya pada situasi karakter Ohm, Bokeh dan tentu saja dirinya sendiri.

Ide-ide nyeleneh tak terduga anak-anak sekolah menengah atas dalam mewujudkan sebuah karya film menjadi warna tersendiri dalam film.
Salah satu adegan Joe dan sosok yang disukainya, dalam film "Not Friends" (ANTARA/HO-CGV)


Tak lupa, bumbu asmara juga dihadirkan di sini kendati hanya sekilas, serta secuil tentang genre tayangan khas Thailand masa kini yang populer di kalangan pencinta drama asal Negeri Gajah Putih itu. Tren genre yang mungkin ditentang sebagian kalangan di tanah air.

Dialog-dialog dibuat cenderung mudah dipahami, kemudian ekspresi para karakter yang jenaka hingga serius dalam film ini mengingatkan pada film-film terdahulu tentang anak sekolah seperti "SuckSeed" (2011).

Sementara keseluruhan kisahnya, walau alurnya dibuat maju mundur dan cukup melibatkan banyak tokoh, relatif mudah dimengerti penonton khususnya yang berusia dewasa.

Film ini mungkin bisa menjadi pilihan tontonan di antara tayangan-tayangan Negeri Ginseng, Negeri Sakura dan bahkan Hollywood masa kini, terutama bagi yang menyukai komedi dan masa muda.

Selain aktor-aktor yang telah disebutkan namanya, "Not Friends" juga dibintangi Tanakorn Tiyanont sebagai Ping, Natticha Chantaravareelekha sebagai Liew, Spy Panachanok sebagai Pop, Porch Pathaseth Khuncharoen sebagai Art, dan Fuji Jirapat Siwakosit sebagai Boom.

"Not Friends" yang mewakili Thailand untuk Academy Awards atau Oscar 2024 untuk kategori Best International Film ini dijadwalkan tayang di bioskop Indonesia mulai 24 Januari 2024.

Juma (33) yang berkesempatan menonton film ini lebih awal berpendapat cerita yang disuguhkan sederhana namun pengemasannya luar biasa dengan plot tidak memaksa. Dia juga mengacungi jempol akting para aktornya.

"Bagus, ceritanya sederhana tapi pengemasannya luar biasa. Plotnya enggak maksa, akting pemainnya bagus," kata dia.

Sementara itu, Direktur KlikFilm Frederica yang berpartisipasi menghadirkan film ini di Indonesia berpendapat "Not Friends" merupakan tayangan berkualitas yang layak untuk ditonton oleh masyarakat Indonesia. Dia berharap film ini dapat diterima dengan baik oleh penonton Indonesia dan dapat menjadi salah satu film Thailand yang sukses di Indonesia.

Baca juga: Lima hal soal "ManSuang" versi aktor Thailand Mile, Apo, Bas dan Tong

Baca juga: Aktor Thailand Apo Nattawin ingin setiap tahun ke Bali

Baca juga: Enam tontonan Thailand terbaru, dari komedi hingga thriller

Editor: Maria Rosari Dwi Putri
Copyright © ANTARA 2024