Depok (ANTARA) - Doktor Ilmu Farmasi Fakultas Farmasi (FF) Universitas Indonesia (UI) Dr Syamsu Nur menyatakan telah menemukan potensi fraksi ekstrak akar tanaman Curculigo latifolia atau yang dikenal sebagai marasi atau congkok sebagai anti-aging atau antipenuaan.

"Hasil penelitian saya mengungkapkan bahwa ekstrak akar tanaman congkok diketahui mengandung kemampuan menunda tanda penuaan," kata Syamsu Nur di Kampus UI Depok, Selasa.

Ia mengatakan Curculigo latifolia adalah tanaman lokal Indonesia yang tersebar di berbagai daerah, seperti Sumatera, Bangka, Kalimantan, Jawa, dan Sulawesi, dan kerap dibudidayakan di rumah.

Baca juga: FKUI temukan teknik modifikasi seleksi sperma untuk kehamilan

Congkok mengandung kemampuan anti-aging karena memiliki aktivitas antioksidan, anti-tirosinase, anti-elastase, dan mendukung pertumbuhan sel fibroblast.

Syamsu juga menemukan bahwa kandungan senyawa kurkapital, kurlatifolia-SN, luteolin, dan alfa-amirin glikosida dalam ekstrak akar tanaman congkok berperan penting dalam mencegah penuaan.

"Senyawa-senyawa tersebut diketahui merupakan senyawa baru dan belum dilaporkan ada pada spesies tanaman lainnya," kata dia.

Baca juga: Doktor UI temukan penghilang bau mulut

Hasil penelitian Dr. Syamsu memberikan manfaat besar dalam dunia kosmetik.

Temuan yang diperoleh dapat membuka jalan untuk pengembangan produk kosmetik anti-aging yang mengandung bahan-bahan alami dan efektif.

Dengan mengeksplorasi kekayaan alam Indonesia, seperti tanaman Curculigo latifolia dapat ditemukan solusi anti-aging yang mampu memberikan manfaat maksimal dengan risiko efek samping yang minimal.

Baca juga: Doktor UI temukan deteksi kanker melalui napas

Berkat penelitian tersebut, Dr Syamsu berhasil meraih gelar Doktor Ilmu Farmasi Bidang Fitokimia.

Pewarta: Feru Lantara
Editor: Bambang Sutopo Hadi
Copyright © ANTARA 2024