Bandarlampung (ANTARA) - Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam, Kementerian Agama, Kamaruddin Amin mengatakan bahwa keluarga maslahah adalah cita-cita setiap kaum muslimin untuk kehidupan yang lebih baik dan bermanfaat.

"Keluarga maslahat Nahdlatul Ulama (NU) bisa dicapai dengan sejumlah langkah, yakni dengan kegiatan bimbingan perkawinan, bimbingan remaja dan kelas parenting," kata Kamaruddin Amin, saat memberikan sambutan pada pelantikan jajaran PWNU Lampung, di Bandarlampung, Rabu.

Kemudian, lanjut dia, keluarga yang sehat dapat diwujudkan dengan intervensi penguatan posyandu dan kader untuk memastikan tidak adanya stunting.

"Selanjutnya yaitu keluarga terdidik dengan target minimal S1 dengan intervensi beasiswa dan keluarga maslahah sejahtera yang dapat diintervensi dengan pelatihan kewirausahaan, pengembangan ekonomi umat dan juga pelatihan keterampilan kerja," urai dia.

Di buku ”Ensiklopedi NU” digambarkan bahwa Keluarga Maslahah adalah konsep untuk mewujudkan keluarga bahagia, sejahtera, dan taat kepada ajaran agama berdasarkan Ahlussunah wal Jam’ah An-Nahdliyah.

"Hal yang harus jadi perhatian bersama seluruh keluarga GKMNU yaitu keluarga yang dapat memenuhi kebutuhan primer (pokok) secara lahiriyah baik sandang, pangan, dan papan, atau keluarga yang mampu membebaskan dari dari masalah kemiskinan dan penyakit jasmani," kata dia.

Kemudian, lanjut dia, keluarga yang dapat memelihara kebutuhan secara batin, yaitu mencegah dari kemiskinan akidah (iman), rasa takut, stres, dan penyakit-penyakit batin lainnya.

"GKMNU adalah usaha bagaimana membina suami-istri saleh yang jadi teladan (uswatun hasanah) bagi anak-anaknya maupun orang lain, terbentuknya anak-anaknya baik (al-abrar), berkualitas, berakhlak mulia, sehat rohani dan jasmani terpeliharanya lingkungan dan tetangga yang baik dan memiliki kecukupan rezeki," kata dia.

Baca juga: AICIS 2024 akan bahas 328 paper dalam dan luar negeri

Wakil Ketua Umum Bidang Organisasi, Keanggotaan, dan Kaderisasi PBNU Amin Said Husni mengatakan bahwa GKMNU adalah satu model baru program dalam pelaksanaan program PBNU, yang mengintegrasikan antara struktur NU dari Pengurus Besar (PB) hingga ranting serta badan otonom (banom) yang ada di daerah.

"Kalau dulu kan, NU itu programnya sendiri-sendiri, PB sendiri, PW sendiri, bahkan kadang tidak nyambung antara program PB dan PW. Sehingga ke depan dengan model program GKMNU ini semua bisa terintegrasi dengan baik sebab program ini melibatkan seluruh struktur NU sampai ke ranting," kata dia.

Sehingga, lanjut dia, guna melaksanakan program yang terpadu dan terintegrasi ini dengan baik, maka pertama akan dilakukan uji coba dahulu, dengan harapan depan menjadi model NU dalam melaksanakan kegiatan dengan mengitegrasikan struktur dan banom hingga ranting.

"Termasuk juga dalam program ini NU melibatkan kemitraan yang saling menguntungkan dan menghormati satu sama lain baik pemerintah daerah perguruan tinggi, dan perbankan untuk bersama-sama melaksanakan gerakan nasional dengan sasaran programnya adalah untuk membangun keluarga maslahah agar ke depan kehadiran NU dirasakan manfaatnya ke seluruh lapisan masyarakat," kata dia.

Baca juga: Kemenag siapkan Rp204 miliar tunjangan profesi 11.117 guru PAI di Aceh

Pewarta: Dian Hadiyatna
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2024