Masyarakat agar mewaspadai bahaya lahar dan awan panas guguran terutama saat terjadi hujan di seputar Gunung Merapi
Jakarta (ANTARA) - Gunung Merapi yang berlokasi di Jawa Tengah dan Yogyakarta meluncurkan awan panas guguran sebanyak 19 kali selama periode pencatatan sepekan pada pada 19-25 Januari 2024.

Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Agus Budi Santoso, mengatakan, belasan awan panas guguran itu mengarah ke barat dengan jarak luncur maksimal sejauh tiga kilometer.

Baca juga: BNPB minta warga waspadai bahaya lava dan awan panas Merapi

"Masyarakat agar mewaspadai bahaya lahar dan awan panas guguran terutama saat terjadi hujan di seputar Gunung Merapi," ujarnya dalam laporan yang diterima di Jakarta, Jumat.

Pekan lalu, Gunung Merapi mengalami satu kali letusan dengan tinggi kolom abu vulkanik mencapai satu kilometer. Letusan itu menyebabkan hujan abu di Kecamatan Kemalang, Klaten, Selo, Musuk hingga Kota Boyolali.

Guguran lava juga terlihat sebanyak 47 kali ke arah hulu Kali Bebeng sejauh 1,5 kilometer. Suara guguran terdengar tiga kali dengan intensitas kecil hingga sedang di Pos Babadan.

Agus mengungkapkan bahwa morfologi kubah barat daya Gunung Merapi mengalami perubahan akibat aktivitas awan panas guguran dan guguran lava.

"Tampak cekungan atau pengurangan material di hulu Sungai Bebeng/Krasak akibat kejadian awan panas," ucapnya.

Baca juga: BPPTKG: Gunung Merapi alami letusan dengan tinggi kolom tidak teramati

Agus menuturkan titik panas terukur mencapai 319,7 derajat celcius. Suhu itu lebih rendah daripada pengukuran sebelumnya.

Morfologi kubah relatif tetap dengan titik panas terukur mencapai 192,4 derajat celcius. Suhu itu lebih tinggi ketimbang pengukuran sebelumnya.

Potensi bahaya Gunung Merapi saat ini berupa guguran lava dan awan panas pada sektor selatan-barat daya meliputi Sungai Boyong sejauh maksimal lima kilometer, Sungai Bedog, Krasak, Bebeng sejauh maksimal tujuh kilometer.

Pada sektor tenggara meliputi Sungai Woro sejauh maksimal tiga kilometer dan Sungai Gendol lima kilometer. Sedangkan, lontaran material vulkanik bila terjadi letusan eksplosif dapat menjangkau radius tiga kilometer dari puncak.

"Masyarakat agar tidak melakukan kegiatan apapun di daerah potensi bahaya," pungkas Agus.

Baca juga: Hujan abu tipis dampak Gunung Merapi terjadi di Boyolali

Pewarta: Sugiharto Purnama
Editor: Sambas
Copyright © ANTARA 2024