Jakarta (ANTARA News) - Ketetapan hukum PB Nahdlatul Ulama (NU) tentang larangan menonton tayangan "infotainment" (informasi dan hiburan) di televisi tidak efektif karena cara yang terbaik adalah memberikan edukasi kepada masyarakat, kata Rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Azyumardi Azra. "Daripada melarang, lebih baik memberikan pendidikan ke masyarakat mengenai tayangan yang baik untuk ditonton dan tayangan yang tidak baik," katanya kepada wartawan di Jakarta, Kamis. Ia mengatakan, karena tidak ada pendidikan, masyarakat sendirilah yang mau dieksploitasi oleh pemilik rumah produksi dan stasiun televisi. Menurut dia, infotainment hanya menampilkan hal-hal yang berbau ghibah dan menggunjingkan kehidupan pribadi orang lain tapi masyarakat menyukai hal itu. "NU tidak memperhitungkan kalau masyarakat suka infotainment, jadi tidak efektif," ujarnya. Cara terbaik adalah mendidik masyarakat dan membuat kelompok pemantau siaran televisi, katanya. "(Sayangnya) kelompok pemantau itu tidak ada sehingga stasiun televisi bisa bertindak seenaknya," katanya. Kritik terhadap isi tayangan acara infotainment yang kerap memuat keterangan narasumber atau menggali peristiwa yang cenderung ke arah membongkar aib seseorang maupun keluarga mendapat tanggapan dari Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU). Ketua Umum PBNU KH Hasyim Muzadi menyatakan tayangan infotainment tidak diperkenankan untuk ditonton sepanjang isinya membongkar aib atau privasi seseorang, keluarga atau pihak-pihak yang ada. "Keterangan-keterangan yang bersifat pribadi keluarga atau perseorangan hanya boleh digali sepanjang untuk kebutuhan yang Syar`i. Artinya untuk kepentingan penyidikan pihak yang berwenang atau untuk keperluan keluarga dalam jangka panjang seperti pernikahan yang menggabungkan dua keluarga besar, masing-masing boleh saling mengetahui, pihak lain tidak," kata Hasyim Muzadi. Ia menjelaskan infotainment yang menjadi objek penelaahan PBNU untuk menjawab pertanyaan masyarakat dipisahkan menjadi dua hal yaitu isinya (content-red) dan kemasannya (acaranya-red). Hasyim menjelaskan bila acaranya bagus dan juga muatannya seputar informasi yang tidak membuka aib seseorang atau keluarga, tidak menjadi masalah.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2006