Lusaka (ANTARA) - Ernest Chilambwe (36) dan Shadreck Lukwesa (32) mencari nafkah dengan mengolah bahan limbah menjadi ornamen dan produk fungsional.

Chilambwe dari Kapiri Mposhi dan Lukwesa dari Kabwe di Zambia tengah termasuk di antara mereka yang mencari nafkah dengan cara yang ramah lingkungan di kawasan berpenghasilan rendah di negara itu. Keduanya tinggal di daerah pinggiran.

Chilambwe membuat keranjang dari potongan plastik bekas, yang dijual untuk menghidupi dirinya dan keluarganya.

"Saya melihat ada peluang untuk membuat sesuatu yang berguna dari potongan-potongan plastik yang digunakan untuk mengikat bal-bal pakaian dan tempat tidur yang dibuang para pedagang," ujarnya.

Dalam sebulan, Chilambwe bisa membuat sekitar 60 keranjang berbagai ukuran dengan penghasilan sekitar 3.800 kwacha Zambia (sekitar Rp2.215.400).

"Uang itu saya gunakan untuk membeli makanan dan membayar tempat tinggal bagi istri dan empat anak saya," katanya.

"Saya juga menghidupi keluarga besar saya dengan menggunakan uang dari hasil pembuatan keranjang, yang merupakan penghasilan utama saya."
 
   Ernest Chilambwe (kiri) menunjukkan keranjang dari bahan plastik bekas kepada seorang pelanggan di Kapiri Mposhi, Zambia, 16 Januari 2024. (Xinhua/Lillian Banda)


Sebelum beralih profesi, Chilambwe adalah seorang tukang kayu.

"Saya senang membuat keranjang belanja dari potongan-potongan plastik. Ini adalah sesuatu yang telah saya lakukan selama lebih dari 10 tahun. Kerajinan ini tidak hanya memberi saya penghasilan, tetapi juga membantu mengurangi sampah di sekitar Kapiri Mposhi," ujarnya.

Sementara itu, Lukwesa telah membuat benda-benda ornamen dengan bahan kertas bekas selama lima tahun. Dia menyulap limbah kertas menjadi karya-karya dekoratif berbentuk bebek air dan berbagai hewan liar berukuran kecil dan sedang.

"Saya terjun ke dunia kerajinan tangan setelah gagal mendapatkan pekerjaan formal. Saya harus belajar membuat ornamen berbahan kertas bekas dari paman saya, yang seorang seniman berpengalaman," ujarnya.

Lukwesa kini menghasilkan lebih dari 3.500 kwacha Zambia per bulan dari hasil kerajinan tangannya.

Pendekatan inovatif Chilambwe dan Lukwesa dalam mengelola sampah tidak hanya membantu mengatasi masalah lingkungan, tetapi juga menunjukkan potensi artistik dari daur ulang. Mereka memberikan contoh semangat kewirausahaan di tengah kesulitan ekonomi yang dihadapi banyak warga Zambia.

 

Pewarta: Xinhua
Editor: Anton Santoso
Copyright © ANTARA 2024