Trenton, Kanada (ANTARA) - Pemimpin organisasi Muslim terbesar Kanada membatalkan pertemuan dengan Perdana Menteri Justin Trudeau, Senin (29/1), karena dinilai gagal dalam bertindak cukup untuk membantu warga Palestina di Gaza dan tidak bertindak untuk mengekang peningkatan kejahatan rasial.

"Kami tidak lagi berpikir bahwa berbicara dengan perdana menteri adalah hal yang produktif," kata CEO Dewan Nasional Muslim Kanada (NCCM) Stephen Brown dalam konferensi pers di Ottawa.

"Tidak ada hal yang baru yang bisa kami katakan. Kami sudah mengatakan semuanya sebelumnya," kata Brown, seperti dilaporkan surat kabar Globe and Mail.

Pembatalan tersebut terjadi beberapa jam sebelum politisi federal dan provinsi, pemimpin Muslim dan lainnya berkumpul di Kota Quebec untuk upacara peringatan tujuh tahun pembunuhan enam pria Muslim di Mesjid Pusat Kebudayaan Islam.

Dalam perjalanannya menuju Dewan Rakyat di Ottawa, Trudeau tidak membahas soal pembatalan pertemuan tersebut, namun kantornya kemudian mengatakan bahwa perdana menteri "tidak perlu mengatakan apa pun lagi."

Pertemuan tersebut dijadwalkan untuk membahas kebencian anti-Muslim, namun Brown mengatakan dia melewati sesi tersebut karena Trudeau tidak menepati janjinya pada pemilu 2015, yaitu mendanai program untuk mengurangi kejahatan rasial seperti kamera keamanan di tempat ibadah umat Islam.

"Sudah jelas bahwa kami tampaknya hanya mendapat sedikit reformasi kebijakan ketika nyawa atau keselamatan kami hancur," kata Brown. "Pemerintah kita telah gagal untuk menerapkan undang-undang substantif mengenai kejahatan kebencian," ujarnya.

Baca juga: PM Kanada serukan koridor kemanusiaan segera dibuka ke Gaza

Insiden-insiden Islamofobia meningkat setelah kelompok Hamas menyerang Israel pada 7 Oktober dan Israel melancarkan perang habis-habisan di Jalur Gaza.

Polisi Toronto mengatakan bahwa perang Israel-Hamas menyebabkan peningkatan kejahatan rasial lebih dari 104 persen antara 7 Oktober hingga 17 Desember 2023.

Brown mengatakan bahwa Trudeau tidak menekan Israel untuk mundur dari pemboman di Gaza. Al Jazeera melaporkan pada Senin (29/1) bahwa lebih dari 26.000 warga Palestina telah tewas hingga saat ini.

"Kami tertarik pada pemerintah yang mengambil tindakan nyata untuk mengurangi Islamofobia di negara ini (dan) mengambil tindakan nyata untuk menghentikan permusuhan di Timur Tengah," kata Brown.

Sumber: Anadolu

Baca juga: Trudeau: Aksi Israel di Gaza ancam keamanan negara Yahudi masa depan

Baca juga: Kanada bantah dukung migrasi sukarela warga Palestina ke negaranya

Penerjemah: Cindy Frishanti Octavia
Editor: Yuni Arisandy Sinaga
Copyright © ANTARA 2024