Surabaya (ANTARA) - Pelatih Kepala PSIS Semarang Gilbert Agius menganggap hasil imbang 1-1 melawan Persebaya Surabaya merupakan hasil yang adil bagi kedua tim, karena keduanya bermain sangat bagus.

"Pada babak pertama terutama dalam 15 sampai 30 menit awal, kami bermain sangat bagus dan di babak kedua Persebaya juga bermain bagus juga," ucapnya saat konferensi pers usai pertandingan melawan Persebaya di Stadion Gelora Bung Tomo Surabaya, Selasa.

Bahkan, lanjutnya, serangan balik dari klub yang berjuluk Bajol Ijo tersebut sangat berbahaya.

"Bahkan menurut saya, serangan balik para pemain Persebaya sangat berbahaya, saat kami kehilangan bola dan mereka menyerang itu berbahaya," katanya.

Namun, pelatih asal Malta tersebut tetap menganggap timnya mempunyai capaian yang baik saat harus bertanding di kandang Persebaya.

"Kami memiliki banyak pemguasaan dan mengendalikan bola dan juga kami mengendalikan tempo permainan," tutur mantan penyerang Timnas Malta tersebut.

Tak hanya itu, kata dia, banyak peluang yang berada di kotak penalti tidak menjadi gol, seharusnya jika pemain sudah berada di sana harus menghukum lawan dengan memasukkan bola di gawangnya.

"Kami sering berada di kotak penalti, namun tidak membuahkan apa-apa, seharusnya mereka jika sudah berada di dalam kotak penalti harus menghukum lawan dengan mencetak gol, itu sangat disayangkan," ujarnya.

Baca juga: Persebaya tahan imbang hadapi PSIS Semarang

Sementara itu, pemain asing PSIS Taise Marukawa mengatakan raihan satu poin melawan Persebaya merupakan hasil yang baik bagi tim, terlebih memang sangat sulit bermain di Stadion GBT Surabaya.

"Saya rasa hasil imbang ini baik buat kami, karena jika bermain di GBT, akan sulit untuk meraih kemenangan," ucapnya.

Selain itu, lanjutnya, bermain dengan kondisi saat hujan membuat skema permainan tim tidak berjalan.

"Hujan tadi juga membuat permainan bola kami tidak jalan, sehingga cara bermain kami jadi hilang," katanya.

Baca juga: Munster apresiasi timnya meski hanya bermain imbang lawan PSIS

Pewarta: Indra Setiawan/Naufal
Editor: Hernawan Wahyudono
Copyright © ANTARA 2024