Hal itu terjadi dengan kinerja investasi yang baik dan dukungan permintaan domestik yang tetap kuat.
Bandung (ANTARA) - Bank Indonesia Jawa Barat (BI Jabar) optimistis ekonomi provinsi ini tetap bertumbuh tinggi di tahun 2024 dengan aktivitas politik pemilu (pilpres dan pileg) serta pilkada, termasuk kondisi global seperti perang di Ukraina dan Palestina, serta persaingan AS dan China.

Deputi Kepala Perwakilan Kantor BI Jabar Bambang Pramono memproyeksikan hal itu terjadi dengan kinerja investasi yang baik dan dukungan permintaan domestik yang tetap kuat, sehingga memberikan kontribusi bagi pertumbuhan ekonomi di Jabar pada tahun 2024.

Namun, kata Bambang, di Gedung Sate Bandung, Selasa, tantangan global di atas masih harus diperhatikan karena bisa menjadi potensi sekaligus tantangan terutama dalam menarik investasi.

"Itu seiring dengan meningkatnya mobilitas masyarakat dan tingginya multiplier effect dari tahun politik terhadap perekonomian secara agregat, pertumbuhan ekonomi Jawa Barat tahun 2024 diperkirakan tetap tinggi dan berada pada kisaran 4,9-5,7 persen, kuncinya potensi lokal," kata Bambang pada kegiatan Bewara Jawa Barat (Beja) bertajuk "West Java Investment Report 2023 & Economic Outlook 2024" di Gedung Sate.

Dari sisi investasi, Bambang mengatakan bahwa Jabar merupakan juara realisasi investasi di tahun 2023 dengan capaian Rp210 triliun, yang juga membuat Jabar selama enam tahun berturut-turut membukukan nilai tertinggi dalam realisasinya.

Namun, dalam kondisi global saat ini, kata Bambang lagi, faktor domestik bisa diandalkan dengan mengacu kepada kondisi indeks dari konsumen dan juga Purchasing Managers Index (PMI) manufaktur, hingga ketahanan inflasi yang ada saat ini.

"Kalau kita lihat global yang melemah ini agak sulit buat kita untuk mempertahankan capaian realisasi investasi, maka kita harus mengoptimalkan pertumbuhan sumber-sumber domestik. Jadi motornya masih sama permintaan domestik karena memang ini menjadi andalan kita," ujar dia pula.

Untuk menjaga kinerja investasi, Bambang mengungkapkan bahwa Jabar diharapkan tetap mampu menjaga iklim kondusif, seperti efisiensi dan daya saing yang menjadi item penting para investor dalam menjatuhkan pilihannya.

"Yang juga menjadi pengamatan para investor adalah bagaimana kita menatap perekonomian, apakah membuat mereka lebih efisien, lebih mudah termasuk perizinan, dan kegiatannya itu juga melalui digitalisasi. Kemudian yang jadi pertimbangan juga return-nya bagus. Jika stabilitasnya aman ternyata kita efisien nah itu membuat mereka masuk. Lalu daya saing yang terjaga, sehingga membuat para investor sekali dia taruh, dapatnya besar," kata Bambang lagi.
Baca juga: BI: Kawasan Jabar selatan bisa menjadi mesin baru pertumbuhan ekonomi
Baca juga: Kinerja positif APBN jaga stabilitas perekonomian Jabar 2023

Pewarta: Ricky Prayoga
Editor: Budisantoso Budiman
Copyright © ANTARA 2024