Jakarta (ANTARA) - Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Hasto Wardoyo mengapresiasi Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) yang berhasil menjadi satu di antara lima provinsi dengan angka stunting terendah, sehingga dapat menyiapkan sumber daya manusia (SDM) berkualitas.

"Stunting di DIY tahun 2022 sebesar 16,4 persen, urutan terendah kelima di Indonesia. Kalau angka dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) itu mewajibkan pada angka 20 persen. Jadi, sebetulnya sudah bagus sehingga dapat menyiapkan SDM berkualitas," kata Hasto di Jakarta, Kamis.

Hasto mengemukakan hal tersebut saat melakukan audiensi di kantor Wakil Gubernur (Wagub) DIY Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Aryo (KGPAA) Paku Alam X pada Kamis, terkait program Pembangunan Keluarga, Kependudukan, dan Keluarga Berencana (Bangga Kencana) dan percepatan penurunan stunting di DIY.

"Puncak bonus demografi di DIY juga sudah terlewati. Maka, yang harus dilakukan adalah mempersiapkan kualitas SDM yang tinggi, karena penduduk di DIY semakin menua, sehingga rasio ketergantungan akan semakin meningkat," ujar dia.

Baca juga: Pemda DIY yakin tekan angka stunting menjadi 14 persen pada 2024

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), rata rata pendidikan di Indonesia masih 8,4 tahun. Hal ini bisa menjadi ancaman karena dapat mengakibatkan jebakan pendapatan kelas menengah.

"Kalau ini terjadi, akan susah keluar dari jebakan tersebut," ucapnya.

Hasto juga mengatakan bahwa rendahnya angka stunting berbanding lurus dengan turunnya angka kematian ibu dan bayi.

“Di DIY, angka stuntingnya rendah, angka kematian ibu dan bayi juga sangat bagus, berada di urutan kedua setelah DKI Jakarta," tuturnya.

Berdasarkan data, angka kematian ibu di DIY tercatat 58 per 100.000 kelahiran

"Angka perkawinan pada usia mudanya juga sudah sedikit, sedangkan tata-rata yang hamil usia 15-19 tahun, per 1.000 perempuan hanya 11,5, kalau nasional masih 26," ujarnya.

Baca juga: Sultan HB X yakin intervensi gizi efektif tekan stunting di DIY

Meskipun capaiannya sudah bagus, ia berharap para kepala daerah di DIY agar bisa lebih memperhatikan kebijakan terkait pencegahan stunting dimulai dari hulu atau calon pengantin melalui aplikasi Elektronik Siap Nikah dan Siap Hamil (Elsimil).

"Seharusnya stunting dapat dicegah dari pemeriksaan kesehatan calon pengantin berdasarkan data Elsimil, dengan pendampingan oleh 5.556 kader sebagai tim pendamping keluarga di DIY," kata dia.

Dia juga menyampaikan apresiasi atas capaian kontrasepsi (KB) yang sudah baik di DIY.

"Capaian KB sangat baik, 97 persen pada angka fisiknya. Bantuan Operasional KB (BOKB) 2023 juga terserap mencapai 93 persen. Kami mengalokasikan Rp31,9 miliar, sudah diserap sekitar Rp30 miliar lebih,” ujarnya.

Sementara itu, Wagub DIY KGPAA Paku Alam X mengatakan bahwa peraturan-peraturan pendukung terkait percepatan penurunan stunting di DIY sudah memiliki sistem yang baik.

"Peraturan-peraturan pendukung telah dibuat dan sudah terbangun sistem yang baik di DIY. Namun, kami masih merasa belum puas. Maka akan segera kami lakukan perbaikan-perbaikan untuk mempercepat capaian program sesuai target," katanya.

Baca juga: BKKBN gelontor Rp32,9 miliar untuk penanggulangan stunting di DIY

Selain itu, ia juga ingin setiap kabupaten/kota di DIY membuat inovasi edukasi untuk mewujudkan perubahan pola pikir masyarakat dengan melibatkan kearifan lokal.

"Jadi, kami mohon nanti ada semacam skema-skema pemikiran dengan kearifan lokal. Biasanya, edukasi yang menggunakan kearifan lokal menjadi investasi intelektual, dan itu tidak berarti mesti berpendidikan tinggi," ujarnya

Pewarta: Lintang Budiyanti Prameswari
Editor: Bambang Sutopo Hadi
Copyright © ANTARA 2024