Kuala Lumpur (ANTARA News) - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono meyakinkan para pengusaha Malaysia yang tergabung dalam Kuala Lumpur Business Club (KLBC) agar tidak ragu untuk melakukan investasi di Indonesia. Saat berdialog dengan puluhan pengusaha Malaysia dalam acara "KLBC Rountable Session" di Kuala Lumpur, Jumat, Presiden Yudhoyono mengatakan, upaya perbaikan sistem dalam rangka kerjasama dengan para investor terus dilakukan sebagai upaya menciptakan iklim berinvestasi yang kondusif di Indonesia. Dalam pertemuan tersebut, pengusaha Malaysia dipimpin oleh Presiden KLBC Dr Mohd Munir Abdul Majid. Sedangkan Presiden Yudhoyono antara lain didampingi Menko Perekonomian Boediono, Menteri Perdagangan Mari E Pangestu, Menteri Perindustrian Fahmi Idris, Menakertrans Erman Suparno, Menteri ESDM Purnomo Yusgiantoro, Menneg BUMN Sugiharto, dan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Muhammad Luthfi. Presiden Yudhoyono menyebutkan sejumlah langkah yang dilakukan untuk menciptakan iklim investasi yang lebih baik antara lain melalui perbaikan regulasi, penataan sistem perizinan, pembangunan infrastruktur yang terus dilakukan, serta komitmen untuk pemberantasan korupsi. Menjawab pertanyaan salah seorang pengusaha Malaysia tentang upaya pemberantasan korupsi, Presiden Yudhoyono menegaskan komitmen pemerintahan yang dipimpinnya untuk terus melakukan tindakan tegas terhadap pejabat yang melakukan tindak pidana korupsi. Menurut Presiden, kampanye anti korupsi terus dilakukannya untuk mewujudkan pemerintahan yang bersih dan bebas KKN. Pada bagian lain, Presiden juga menyinggung tentang pengembangan kawasan Zona Ekonomi Khusus di Batam dan Bintan yang terbuka untuk investasi asing. Sementara itu, Kepala BKPM Muhammad Luthfi mengatakan, Malaysia dalam 5-6 tahun terakhir ini selalu tercatat sebagai investor lima besar di Indonesia. "Pertemuan dengan pengusaha ini sangat diperlukan agar mereka mengetahui visi ekonomi pemerintah Indonesia ke depan," katanya. Ia menambahkan, ada hal strategis lain yang perlu dikembangkan kedua negara mengingat Malaysia dan Indonesia merupakan penghasil lebih dari 85 persen minyak kelapa sawit dunia. "Ada hal strategis untuk dikembangkan yakni industri hilir seperti industri bio-fuel dan bio-diesel. Sebelum berdialog dengan KLBC, Presiden Yudhoyono yang didampingi sejumlah menteri juga melakukan pertemuan one and one dengan sejumlah pimpinan perusahaan Malaysia, khususnya di bidang bio-diesel seperti Sime Derby Berhad, Genting Berhad, CIMB dan PECD. Usai berdialog dengan KLBC, Presiden melaksanakan sholat Jumat dan pada sore hari dijadwalkan akan bertemu dengan Malaysia Indonesia Business Council (MIBC) dan Mitra Jamsostek.(*)

Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2006