Labuan Bajo (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Sikka melalui Dinas Pertanian setempat mengimbau para peternak babi menjalankan biosekuriti kandang untuk mencegah penularan penyakit African Swine Fever (ASF) di wilayah tersebut.
 
"Karena vaksin kita belum ada, maka oleh karena itu yang paling penting dan harus dijaga hanya dengan melakukan biosekuriti total," kata Kadis Pertanian Kabupaten Sikka Yohanes Emil Satriawan yang dihubungi dari Labuan Bajo, Jumat.
 
Dia menjelaskan, berdasarkan data hingga 21 Januari 2024 sebanyak 74 ekor babi di daerah itu dilaporkan mati mendadak karena terserang penyakit ASF.
 
Puluhan ternak yang mati mendadak itu tersebar di empat kecamatan, yakni Kecamatan Nita sebanyak 66 ekor, Kecamatan Alok Barat lima ekor, Kecamatan Alok Timur dua ekor dan Kecamatan Nelle satu ekor.

Baca juga: Dinas Kesehatan Hewan Mimika sebut 245 ekor babi mati akibat virus ASF

Baca juga: Dinas TPHP Sulbar indetifikasi kematian ternak babi di Mamuju
 
Dia menjelaskan, puluhan ekor babi dinyatakan positif terserang penyakit ASF sesuai hasil uji sampel di Laboratorium Veteriner Kesehatan Hewan Dinas Pertanian Kabupaten Sikka.
 
Dia menambahkan, penegasan Pemkab Sikka kepada para petani untuk menjalankan biosekuriti kandang ternak babi itu juga dilakukan dengan mengeluarkan surat imbauan dari Bupati Sikka.
 
Dia berharap kerja sama semua pihak termasuk pemerintah kecamatan dan para tokoh agama serta tokoh masyarakat untuk bersama melakukan pencegahan dan menanggulangi penyebaran penyakit ASF.
 
"Dalam kaitan untuk ubah perilaku masyarakat kami lakukan komunikasi, informasi dan edukasi lewat imbauan dari bupati, lewat penyuluhan petugas medik, para petugas paramedik veteriner dan teman PPL (penyuluh pertanian lapangan) saya imbau supaya edukasi masyarakat agar menjalankan biosekuriti kandang," katanya.

Baca juga: Kabupaten Manokwari berhasil pulih dari wabah virus ASF

Baca juga: Pontianak dan Landak jadi contoh pemulihan dari virus ASF pada babi

Pewarta: Gecio Viana
Editor: Riza Mulyadi
Copyright © ANTARA 2024