Timika (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Mimika, Provinsi Papua Tengah, meminta para peternak di daerah ini agar tidak membakar ternak babi yang terjangkit virus African Swine Fever (ASF).

Bupati Mimika Eltinus Omaleng di Timika, Selasa, mengatakan bahwa ternak babi yang mati terjangkit virus ASF sebaiknya dikubur saja.

Baca juga: BKHIT Papua Tengah sinergi bersama "stakeholder" kendalikan virus ASF

"Ternak babi yang mati karena virus ASF tidak boleh dibakar, tidak boleh dibuang ke sungai atau tempat sampah agar tidak menyebarkan penyakit," katanya.

Omaleng berharap para peternak babi lebih waspada terhadap penyebaran virus ASF, dengan menguburkan babi yang mati di lokasi yang jauh dari permukiman masyarakat.

"Kalau mau kubur ternak babi yang terjangkit virus ASF juga harus cari tempat yang jauh dari kawasan masyarakat untuk mencegah penyebaran virus," ujarnya.

Baca juga: Dinas Kesehatan Hewan Mimika sebut 245 ekor babi mati akibat virus ASF

Dia menjelaskan virus ASF dapat menyebar ke ternak babi yang masih sehat. Untuk itu, peternak yang babinya mati karena virus ASF tidak boleh berkunjung ke kandang lain yang ternak babinya masih sehat.

"Saran saya lebih baik ternak babi yang mati karena virus dikubur jauh dari lokasi permukiman masyarakat. Jangan sampai virus ini menyebar," katanya.

Dia menambahkan, virus dapat menular dari perantara manusia ke ternak. Jadi, peternak tidak boleh masuk kandang secara sembarangan.

Baca juga: Karantina Pertanian Sorong musnahkan 51 kg daging babi positif ASF

"Pemerintah berupaya meminimalisir serta mencegah penyebaran virus ASF atau demam babi afrika dengan memberikan serum sebagai antibodi bagi ternak babi yang masih sehat," ujarnya.

Pewarta: Agustina Estevani Janggo
Editor: Bambang Sutopo Hadi
Copyright © ANTARA 2024