Sampai dengan 20 Februari 2024 ada sebanyak 1.726 ternak babi yang mati karena virus ASF
Timika (ANTARA) - Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (DPKH) Kabupaten Mimika, Provinsi Papua Tengah menyebutkan bahwa hingga saat ini jumlah ternak babi yang mati akibat virus african swine fever (ASF) mencapai 1.726 ekor.

Kepala Bidang Kesehatan Hewan Bakti Erma Surfani di Timika, Rabu, mengatakan bahwa setiap hari ada lebih dari 100 ternak babi yang mati karena terpapar virus ASF tersebut.

"Sampai dengan 20 Februari 2024 ada sebanyak 1.726 ternak babi yang mati karena virus ASF, jadi kami imbau agar peternak dapat mensterilkan kandang guna mencegah penyebaran ke kandang lainnya," katanya.

Menurut Bakti, saat ini pihaknya masih melakukan pengkajian lanjutan guna memutus mata rantai penyebaran virus ASF di Kabupaten Mimika.

Baca juga: Flores Timur lakukan observasi klinis di 19 kecamatan cegah ASF

"Kami telah mengundang para peternak babi untuk bersama kita membahas langkah memutus mata rantai ASF, karena pihak yang sangat terdampak yakni para peternak yang juga pedagang," ujarnya.

Dia menjelaskan virus ASF ini dapat bertahan hidup dengan waktu yang cukup lama, sehingga pihaknya menyarankan agar peternak mensterilkan kandang selama enam bulan.

"Virus ini mampu hidup dalam jangka waktu yang lama, jadi kami imbau peternak mensterilkan kandang dengan menyemprotkan disinfektan serta mengosongkan kandang selama enam bulan," katanya.

Dia menambahkan Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan menyediakan vaksin bagi ternak yang masih sehat, dan jika satu kandang telah terjangkit harus dikosongkan dalam jangka waktu lama.

"Memang untuk kandang yang telah terinfeksi harus dikosongkan dengan waktu yang lama dan disemprot disinfektan untuk mensterilkan kandang, ini merupakan salah satu langkah memutus mata rantai ASF," ujarnya.

Baca juga: Pemkab Lembata larang warga membawa ternak babi dari luar daerah
Baca juga: Dinas TPHP Sulbar indetifikasi kematian ternak babi di Mamuju

Pewarta: Agustina Estevani Janggo
Editor: Indra Gultom
Copyright © ANTARA 2024