Pontianak (ANTARA) - Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) RI memberikan penghargaan kepada Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat (Kalbar) atas keberhasilannya dalam Pengendalian Anti-Microbial Resistance (AMR), dengan predikat Terbaik I.

"Alhamdulillah, Pemprov Kalbar berhasil menyabet penghargaan atas upaya mendukung AMR Terbaik I. Penghargaan tersebut diserahkan oleh Menteri Kesehatan, Budi Gunadi Sadikin di Jakarta," kata PJ Gubernur Kalimantan Barat Harisson usai mengikuti acara Puncak Peringatan Hari Ulang Tahun ke-23 BPOM di Jakarta, Minggu.

Harisson menjelaskan Pemprov Kalbar konsisten memperhatikan pemakaian antibiotik dan berdasarkan Surat Edaran tentang Pencegahan Resistensi terhadap Obat-Obatan Antibiotika.

Baca juga: Cegah ginjal akut terulang, Kemenkes-BPOM perkuat sistem awasi obat

"Jadi, memang kita selama ini sudah benar-benar memperhatikan pemakaian antibiotik. Pertama harus rasional dan yang kedua benar-benar berdasarkan indikasi," tuturnya.

Ia mengungkapkan pemakaian antibiotik tidak boleh sembarangan dan hanya dapat dibeli melalui resep dokter.

"Antibiotik ini tidak boleh digunakan sembarangan, hanya boleh dokter yang meresepkan. Kemudian, antibiotik ini kalau diresepkan dokter harus diminum habis, tidak boleh disisakan," katanya.

Antibiotik merupakan golongan obat keras yang pemakaiannya harus berdasarkan resep dokter, jika tidak diminum habis oleh pasien dapat memicu resistensi antibiotik pada tubuh.

"Jadi, bakterinya itu nanti hidup kembali dan bermutasi menjadi kebal terhadap antibiotik tersebut. Jadi, kembali saya ingatkan jika sudah diresepkan oleh dokter, obat tersebut harus dihabiskan, walaupun tubuh kita sudah terasa sehat," kata Harisson.

Pada kegiatan tersebut Menkes Budi Gunadi meminta BPOM untuk lebih meningkatkan kualitas dan ketersediaan obat-obatan bagi masyarakat.

"Mesti bagus dan murah, BPOM harus bantu masyarakat supaya mendapatkan obat-obatan dengan mudah. Jangan sampai seperti obat kanker di  Singapura dan Malaysia lebih mudah mendapatkannya daripada di Indonesia," kata Budi.

Dia menilai ketersediaan obat-obatan merupakan hal yang sangat penting, apalagi ada beberapa provinsi yang berbatasan langsung dengan negara tetangga (Malaysia).

Baca juga: BPOM laporkan temuan 86.034 produk pangan tidak memenuhi kriteria

Baca juga: BPOM beri penghargaan keamanan pangan delapan sekolah di HSU Kalsel


"Jadi, urusan mudah itu penting, jangan sampai ada orang yang rumahnya di Kalbar, tetapi susah mendapatkan obatnya dibandingkan dengan orang yang ada di Jakarta," katanya.

Ia meminta BPOM untuk meningkatkan kualitas obat dan makanan serta harga yang relatif murah untuk masyarakat Indonesia

"Jangan sampai kita makan makanan bungkusan, tetapi isinya beracun, jangan sampai kita minum obat tapi obatnya terlampau keras, hal itu mesti dijaga. Ayo bersama kita pastikan seluruh masyarakat Indonesia mendapatkan obat dan makanan yang bagus dan tentunya harganya juga murah," tuturnya.

Pewarta: Rendra Oxtora
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2024