Bengkulu (ANTARA News) - Kalangan perajin tahu dan tempe di Kota Bengkulu Provinsi Bengkulu tetap berproduksi meski kapasitasnya turun hingga 50 persen.

"Tetap produksi, kami tidak ikut mogok nasional," kata Ketua Koperasi Tahu Tempe Harapan Baru Kota Bengkulu Mas Agus Yunus di Bengkulu, Senin.

Ia mengatakan alasan perajin tetap berproduksi sesuai kesepakatan antara pemerintah kota, koperasi pedagang dan pemerintah Provinsi Bengkulu melalui Dinas Perindustrian dan Perdagangan.

Pertemuan yang digelar pada Jumat (6/9) di ruangan Asisten II Sekretaris Provinsi Bengkulu Nasyah disepakati bahwa perajin tetap berproduksi.

Dalam pertemuan itu disepakati bahwa perajin tetap berproduksi, sementara pemerintah akan mengevaluasi penyaluran kacang kedelai dari tingkat distributor.

"Sebagian memang sudah tidak produksi lagi, mencapai 50 persen karena modal tidak sebanding dengan pendapatan," katanya.

Ia mengatakan harga kedelai di tingkat distributor terus melambung, dari sebelumnya Rp9.500 per kilogram menjadi Rp9.800 per kilogram.

Para perajin kata dia tetap bertahan dengan menyiasati ukuran tempe dan tahu serta menaikkan harga jual.

"Kami harap masyarakat yang mengkonsumsi tahu tempe maklum dengan kenaikan harga jual karena bahan baku terus naik," tambahnya.

Sementara Kepala Bidang Perdagangan Dalam Negeri Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Bengkulu, Priono, mengatakan bahwa perajin tahu dan tempe tetap berproduksi meski kecil.

"Perajin tahu tempe di Bengkulu tidak ikut mogok seperti di beberapa daerah, tetap produksi meski jumlahnya sedikit," katanya.

Ia mengatakan pemerintah akan mengawasi penyaluran kedelai dari tingkat distributor ke pedagang pengecer.

Selain itu, para perajin diharapkan bersabar menunggu kedelai impor yang saat ini masih dalam proses pengangkutan dari Amerika menuju Tanjung Priok, Jakarta.

"Setelah dari Tanjung Priok lanjut ke Bengkulu dan akan disalurkan Bulog Bengkulu," katanya.

Pewarta: Helti Marini Sipayung
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2013