Pengembangan ekonomi lokal melalui industri pengolahan kayu selaras dengan semangat Presiden RI Joko Widodo.
Jakarta (ANTARA) -
Ketua MPR RI Bambang Soesatyo mengatakan potensi industri pengolahan kayu di Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah, sangat besar sehingga perlu dorongan untuk terus berkembang hingga jadi pemasok pasar mancanegara.
 
"Pengembangan ekonomi lokal melalui industri pengolahan kayu selaras dengan semangat Presiden RI Joko Widodo. Potensi pasar lokal maupun ekspor bagi industri olahan kayu masih sangat terbuka lebar," kata Bamsoet dalam keterangannya di Jakarta, Senin.
 
Bamsoet mengemukakan hal itu saat mengunjungi pabrik pengolahan kayu PT Cebong Albasindo (Cebong Imelindo Group) di perbatasan Banjarnegara-Wonosobo, Jawa Tengah, dalam rangka kunjungan hari ke-19 di Daerah Pemilihan (Dapil) Jawa Tengah VII.
 
Menurut Bamsoet, produk yang dihasilkan PT Cebong Albasindo berasal dari kayu Sengon dan Albasia dengan rata-rata produksi per bulan 1.764,720 m3 setara dengan 35 kontainer.
 
Industri pengolahan kayu di Kabupaten Banjarnegara dan Wonosobo sebagai salah satu sektor pengembangan ekonomi lokal dengan memanfaatkan potensi alam sebagai bahan baku menjadi barang jadi lewat industri.
 
Menurut mantan Ketua DPR RI itu, Indonesia tidak perlu lagi mengekspor bahan mentah berupa kayu, tetapi sudah diolah menjadi plywood atau kayu lapis, papan partikel, papan serat, dan lainnya yang dapat memberikan nilai tambah bagi perekonomian daerah dan nasional.

Baca juga: PPKS olah limbah batang sawit jadi kayu lapis
Baca juga: Kaltara ekspor kayu olahan ke AS dan Malaysia
 
Diungkapkan pula bahwa besarnya potensi industri pengolahan kayu di Banjarnegara terbuka bagi investor dalam negeri dan luar negeri. Apalagi, produksi kayu albasia dari Banjarnegara dikenal bermutu baik dan dalam jangka waktu 5 tahun sudah dapat dipanen.
 
Selain menghasilkan produk ekspor maupun untuk dalam negeri, lanjut dia, pelaku industri pengolahan kayu juga memanfaatkan limbah kayu untuk mendukung konsep industri ramah lingkungan sekaligus memberikan tambahan ekonomi.
 
Ia menyebutkan pemanfaatannya, antara lain, penggunaan serbuk kayu kasar untuk bahan dempul, sedangkan untuk serbuk halus bisa untuk ternak ayam atau bahan bakar.
 
Ikut mendampingi kunker Bamsoet tersebut, Direktur Utama PT Cebong Albasindo Triana Widodo dan Komisaris PT Cebong Albasindo Heni Widiati.
 
Bamsoet yang juga Wakil Ketua Umum Pemuda Pancasila menambahkan bahwa PT Cebong Albasindo mulai beroperasi pada bulan April 2023. Bergerak pada bidang pengolahan kayu dengan produk utama albasia barecore.
 
PT Cebong Albasindo hingga Januari 2204 mempekerjakan sekitar 420 orang, terdiri atas 200 laki-laki dan 220 perempuan.
 
"Barecore produksi PT Cebong Albasindo diekspor ke negara Tiongkok dan Taiwan dengan rata-rata ekspor per bulan 1.470,600 m3 setara dengan 25 kontainer," kata Bamsoet.

Pewarta: Laily Rahmawaty
Editor: D.Dj. Kliwantoro
Copyright © ANTARA 2024