Kritik itu membangun, kritik itu bukan merobohkan, tapi untuk memperkuat, untuk membangun
Jakarta (ANTARA) -
Wakil Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) Marsudi Syuhud mengatakan kritik merupakan hal yang biasa dan justru akan menyehatkan iklim demokrasi.
 
"Kritik itu biasa, karena kritik itu adalah vitamin. Kalau vitaminnya pas, itu akan menyehatkan bangsa ini, akan menyehatkan demokrasi ini," ujar Marsudi di Jakarta, Senin.
 
Pernyataan Marsudi tersebut menanggapi perihal sejumlah sivitas akademika yang menyampaikan sikap dan kritik terhadap situasi politik pada masa Pemilihan Umum (Pemilu) 2024.
 
Menurutnya, kritik yang disampaikan sejumlah sivitas akademika untuk mengingatkan dan membangun ke arah yang lebih baik, bukan justeru berniat merobohkan.

Baca juga: Jokowi menilai petisi akademisi bagian dari demokrasi
 
"Kritik itu membangun, kritik itu bukan merobohkan, tapi untuk memperkuat, untuk membangun," kata Marsudi. 
 
Senada dengan Marsudi, Keuskupan Agung Jakarta Kardinal Mgr Ignatius Suharyo menyampaikan dinamika atau penyampaian sikap politik terhadap penguasa selalu ada sejak zaman kenabian.
 
Maka dari itu, ia mendorong agar kritik-kritik yang disampaikan mesti didengarkan dan menjadi bahan refleksi agar dapat menjalankan tugas ke arah yang lebih baik.
 
"Oleh karena itu kekuasaan dan kritik itu dua hal yang mesti berjalan bersama-sama," kata dia.

Baca juga: Pengamat sebut tiga upaya kembangkan kritik untuk membangun demokrasi
 
Ia juga menegaskan bahwa peran pemuka atau tokoh agama yang tergabung dalam Forum Peduli Indonesia Damai tidak berpihak pada siapapun dalam kontestasi politik.
 
Menurutnya, peran pemuka agama berdiri pada tataran moral dan menyerukan persatuan dan kesatuan bangsa.
 
"Maka yang kami serukan adalah persatuan seperti apa pun keadaannya. Kalau nanti siapapun yang terpilih dan sudah diputuskan oleh lembaga yang berwenang, mesti kita terima. Itu yang harus kita sampaikan kepada umat kita masing-masing," katanya.

Baca juga: Civitas academica UI minta pemilu bebas intimidasi

Pewarta: Asep Firmansyah
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2024