Jakarta (ANTARA) - Perusahaan teknologi Yandex NV pada Senin menyatakan telah menyepakati penjualan asetnya di Rusia senilai 475 miliar rubel (5,21 miliar dolar AS) atau sekira Rp81,9 triliun kepada konsorsium investor Rusia.

Sering disebut sebagai "Google-nya Rusia", perusahaan teknologi Yandex mengembangkan sejumlah layanan daring seperti mesin pencari, iklan, dan penyedia jasa transportasi daring.

Perusahaan itu disebut sebagai satu dari sedikit perusahaan Rusia yang berpotensi menjadi bisnis global sampai Rusia menginvasi Ukraina pada Februari tahun 2022.

Kesepakatan penjualan aset pada Senin merupakan perkembangan paling signifikan dalam restrukturisasi korporat tersebut.

Yandex dan Kremlin melakukan perundingan selama sekitar 18 bulan dalam upaya memisahkan bisnis Yandex Rusia dari perusahaan induknya di Belanda, Yandex NV.

Yandex NV menyatakan bahwa harga penjualan aset mencerminkan "diskon wajib setidaknya 50 persen untuk 'nilai wajar'".

Pemerintah Rusia harus menyetujui kesepakatan yang melibatkan penjualan aset asing dan menuntut diskon setidaknya 50 persen.

Untuk kesepakatan itu, kapitalisasi pasar Yandex terhitung sebesar 10,2 miliar dolar AS (Rp 160,4 triliun), berdasarkan rata-rata tiga bulan saham Yandex di Bursa Moskow.

Pada akhir 2021, sebelum invasi Rusia, kapitalisasi pasar Yandex telah mendekati 30 miliar dolar AS (Rp 471,9 triliun).

Hampir 88 persen kepemilikan saham Yandex saat ini merupakan free float, dengan banyak dana Barat di antara pemegang sahamnya.

Yandex NV menyatakan bahwa kesepakatan penjualan aset akan terdiri atas uang tunai setidaknya setara 230 miliar rubel Rusia (Rp39,7 triliun) dan sekitar 176 juta saham Yandex NV Kelas A.

"Pertimbangan tunai akan dibayarkan dalam Yuan China (CNH) di luar Rusia," demikian pernyataan Yandex NV yang dikutip oleh Kantor Berita Reuters.

Baca juga: Takut talenta IT kabur, Moskow urung nasionalisasi "Google Rusia"

Menurut siaran CNA, pembeli aset Yandex yang bernama Consortium.First merupakan kumpulan dana investasi yang baru dibentuk dan dikelola oleh wali amanat Solid Management.

Konsorsium ini dipimpin oleh anggota tim manajemen senior Yandex di Rusia dan didukung oleh empat investor termasuk Argonaut, dana investasi yang pada akhirnya dimiliki oleh Lukoil.

Yandex NV menyebutkan bahwa tiga perusahaan lain, yakni Infinity Management, IT. Elaboration, dan Meridian-Servis yang masing-masing dimiliki oleh Alexander Chachava, Pavel Prass, dan Alexander Ryazanov, juga termasuk di antara para pembeli aset.​​​​​​​

​​​​​​​Setelah mendapat persetujuan dari pembuat kebijakan dan pemegang saham, penjualan aset akan diselesaikan dalam dua tahap, tahap pertamanya diperkirakan selesai pada paruh pertama 2024 dan diikuti dengan tahap kedua dalam waktu tujuh minggu.

Baca juga:
Yandex luncurkan produk AI untuk bisnis dan kreatif YandexART
​​​​​​​
Yandex undang IT profesional ikuti kontes programming internasional

Penerjemah: Farhan Arda Nugraha
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2024