Jayapura (ANTARA) - Ketua KPU Papua Pegunungan Theodorus Kossay mengakui, pengiriman logistik di beberapa daerah yang dianggap rawan terhadap cuaca buruk akan dilakukan mulai H-6 sebelum pemungutan suara atau tanggal 8 Februari.

Pengiriman logistik itu dilakukan untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan mengingat cuaca seringkali berubah.

"Selain itu kami juga tidak ingin mengulang kasus di Pemilu 2019 lalu sehingga terjadi keterlambatan penerimaan logistik," kata Ketua KPU Papua Pegunungan Theodorus Kossay kepada ANTARA, Senin.

Dikatakan, untuk tps yang berada di ibukota kabupaten dan distrik yang dapat dijangkau dengan kendaraan maka logistiknya akan dilakukan pagi hari sebelum pemungutan suara dilaksanakan.

Untuk pengiriman logistik pemilu, pihaknya menggunakan pihak ketiga sebagai penyedia jasa angkutan termasuk bila menggunakan pesawat atau helikopter.

"Berbagai kesiapan saat ini terus dilakukan agar logistik tiba di tps tanpa mendapat hambatan yang berarti," harap Ketua KPU Papua Pegunungan Theodorus Kossay.

Mantan Ketua KPU Papua itu mengatakan, jumlah pemilih tercatat 1.306.414 orang yang akan memilih di 5.850 tps yang tersebar di delapan kabupaten yaitu Kabupaten Jayawijaya, Lanny Jaya, Tolikara, Nduga, Yalimo, Yahukimo dan Pegunungan Bintang.

Ketika ditanya terkait logistik pemilu, Kossay mengakui saat ini dalam tahap pengepakan setelah sebelumnya dilakukan penyortiran dan pelipatan.

"Mudah-mudahan pengiriman logistik pemilu tidak mengalami hambatan yang berarti sehingga pemungutan suara dilaksanakan tepat waktu," harap Ketua KPU Papua Pegunungan Theodorus Kossay.

Baca juga: Polres Mimika: 200 personil kawal distribusi logistik wilayah rawan

Baca juga: KPU Natuna: Distribusi logistik pemilu ke ppk terluar berjalan aman

Pewarta: Evarukdijati
Editor: Budi Suyanto
Copyright © ANTARA 2024