Kami mengacu pada peta rawan bencana yang ada dalam dokumen Kajian Risiko Bencana (KRB) dengan langkah mitigasi yang sudah kami lakukan
Kupang (ANTARA) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sumba Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT), telah memetakan sejumlah wilayah yang masuk dalam rawan banjir dan tanah longsor.

"Kami mengacu pada peta rawan bencana yang ada dalam dokumen Kajian Risiko Bencana (KRB) dengan langkah mitigasi yang sudah kami lakukan," kata Kepala Pelaksana BPBD Sumba Timur Yonatan Marawali dari Waingapu, Sumba Timur, Selasa.

Berdasarkan peta KRB, daerah rawan banjir dan longsor banyak terjadi di wilayah selatan Sumba Timur, seperti Kecamatan Karera, Ngadu Ngala, Paberiwai, Mahu, dan Tabundung. Banjir juga terjadi di Kecamatan Wula Waijelu dan Kambera.

Yonatan mengatakan informasi cuaca dari BMKG telah disebarluaskan kepada para camat, lurah, dan kepala desa, untuk diteruskan kepada masyarakat.

Baca juga: BNPB: Sejumlah daerah berpotensi longsor akibat hujan 2-3 hari kedepan

Ia meminta masyarakat untuk meningkatkan kesiapsiagaan bencana dengan melakukan berbagai langkah mitigasi seperti membersihkan sampah di saluran air atau selokan agar tidak ada sampah yang menumpuk dan menghambat jalan air ketika hujan deras.

BPBD Sumba Timur juga mengimbau masyarakat untuk memangkas pohon atau dahan yang mudah rapuh, lalu memperbaiki atap rumah yang rusak.

Kegiatan Komunikasi, Informasi, dan Edukasi (KIE) rawan bencana, kata Yonatan, terus dilakukan, khususnya pada daerah rawan bencana.

Ada beberapa grup sosial media (sosmed) yang menjadi sarana penyebarluasan informasi, sehingga kondisi cuaca dan peringatan dini terkini dapat langsung diketahui oleh masyarakat.

"Kami memastikan informasi peringatan dini yang bersumber dari BMKG tersampaikan ke seluruh masyarakat," ucapnya.

Baca juga: BMKG ingatkan masyarakat waspada hujan sedang hingga petir pada Selasa
Baca juga: BMKG ingatkan warga NTT waspada bencana karena hujan lebat


 

Pewarta: Fransiska Mariana Nuka
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2024