Kami juga hari ini ke lokasi bencana, sedangkan data terdampak masih dirampungkan menunggu laporan dari kepala desa yang terdampak
Kupang (ANTARA) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sumba Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT), melakukan pendataan wilayah yang terdampak bencana banjir dan tanah longsor akibat cuaca ekstrem.

"Kami masih koordinasi dengan instansi terkait untuk penanganan sementara, sembari mendata laporan yang masuk," kata Kepala Pelaksana BPBD Sumba Timur Yonatan Marawali ketika dihubungi dari Kupang, Rabu.

Berdasarkan laporan sementara yang masuk ke BPBD Sumba Timur, ruas jalan provinsi di wilayah selatan Kecamatan Ngadu Ngala terputus sebagian karena banjir pada Selasa (12/3).

Ruas jalan itu satu-satunya akses jalan yang menghubungkan Desa Kakaha dan Desa Hamba Wutang. Laporan lain juga menyebut kejadian longsor di Desa Ramuk, Kecamatan Pinupahar.

Baca juga: BMKG: Waspada banjir rob hingga 16 Maret di perairan NTT

Hujan ekstrem pun menyebabkan kerusakan tanaman jagung dan padi karena tergenang air.

"Kami juga hari ini ke lokasi bencana, sedangkan data terdampak masih dirampungkan menunggu laporan dari kepala desa yang terdampak," ucapnya.

Untuk meningkatkan kesiapsiagaan menghadapi cuaca ekstrem saat ini, kata dia, BPBD Kabupaten Sumba Timur telah menyebarluaskan informasi peringatan dini dan imbauan dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG).

Warga diingatkan untuk terus waspada dan siaga, khususnya bagi warga yang bermukim di bantaran sungai atau wilayah tebing. Selain itu warga juga diminta untuk mewaspadai potensi banjir pesisir (rob) dan gelombang tinggi.

Baca juga: 75 rumah warga di pesisir Kupang terdampak banjir rob setinggi lutut

Bagi warga yang hendak beraktivitas di laut, lanjutnya, diimbau untuk berhati-hati karena cuaca ekstrem saat ini.

"Kami selalu update imbauan yang dikeluarkan BMKG tiap hari di media sosial untuk camat dan kepala desa agar diteruskan kepada masyarakat," kata Yonatan.

BMKG telah mengeluarkan peringatan dini cuaca ekstrem hingga 18 Maret yang dapat berdampak pada bencana hidrometeorologi seperti banjir, banjir bandang, tanah longsor, dan pohon tumbang.

Cuaca ekstrem yang dimaksud yakni hujan sedang hingga lebat dan hujan ekstrem disertai petir dan angin kencang.

Baca juga: Jembatan penghubung dua kabupaten di NTT putus karena banjir

 

Pewarta: Fransiska Mariana Nuka
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2024