KLHK punya satu proyek yaitu dengan BPDLH untuk memberikan semacam bantuan pinjaman kepada sociopreneur ini
Jakarta (ANTARA) - Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) bersama Badan Pengelola Dana Lingkungan Hidup (BPDLH) menyiapkan skema untuk membantu wirausaha berwawasan sosial atau sociopreneur yang bergerak di bidang pengelolaan sampah, bank sampah, dan komunitas.

"KLHK punya satu proyek yaitu dengan BPDLH untuk memberikan semacam bantuan pinjaman kepada sociopreneur ini," ujar Dirjen Pengelolaan Sampah, Limbah dan B3 (PSLB3) KLHK Rosa Vivien Ratnawati saat konferensi pers dalam rangka Hari Peduli Sampah Nasional (HPSN) 2024 di Jakarta, Selasa.

Selain wirausaha sosial, lanjutnya, skema tersebut juga menyasar bank sampah serta komunitas yang bergerak dalam pengelolaan sampah, membantu mewujudkan target pengurangan sampah 30 persen dan penanganan sampah 70 persen dari total timbulan sampah pada 2025.

Target itu tercantum dalam Peraturan Presiden Nomor 97 Tahun 2017 tentang Kebijakan dan Strategi Nasional tentang Pengelolaan Sampah.

Vivien mengatakan skema bantuan itu sendiri masih dalam proses penyusunan antara KLHK dan BPDLH untuk menyaring penerima yang dapat menerima pinjaman itu untuk memastikan keberlanjutan usahanya.

Baca juga: KLHK harap wirausaha sosial jadi penggerak kelola sampah lebih baik
Baca juga: KLHK dorong wirausaha sosial perbesar peran perkuat ekonomi sirkular


"Yang jelas pastinya nanti BPDLH langsung ke sociopreneur itu, tapi memang kami yang nanti akan melihat sociopreneur apakah dia punya, jangan-jangan baru sebulan atau dua bulan mati, tidak bisa bayar soft loan. Itu juga tentu saja di bawah screening KLHK untuk melihat bagaimana performance dari sociopreneur itu," jelas Vivien.

Sociopreneur atau wirausaha sosial merujuk kepada individu atau kelompok yang selain fokus mendapatkan keuntungan dari usahanya, juga membantu mengatasi permasalahan sosial dan lingkungan, termasuk dalam pengelolaan sampah di Indonesia.

Terdapat pula konsep bank sampah di Tanah Air, yang dijalankan layaknya bank pada umumnya. Bedanya, masyarakat dapat menabung sampah dan meminjam uang yang kemudian dikembalikan dengan cara menyetor sampah yang dapat didaur ulang.

Menurut data Sistem Informasi Pengelolaan Sampah Nasional (SIPSN), jumlah bank sampah di Indonesia saat ini telah mencapai 25.540 unit sampai dengan Juni 2023.

Baca juga: KLHK catat 25 ribu bank sampah di Indonesia
Baca juga: Keluarkan SE, KLHK minta pemda kelola sampah alat peraga kampanye

Pewarta: Prisca Triferna Violleta
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2024