Moskow (ANTARA) - Komisi Eropa akan mencabut rancangan undang-undang tentang pengurangan penggunaan pestisida di Uni Eropa di tengah protes para petani Eropa, demikian disampaikan Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen pada Selasa (7/2).

“Komisi mengusulkan SUR (Peraturan Penggunaan Produk Perlindungan Tanaman Berkelanjutan), yang merupakan tujuan yang baik untuk mengurangi risiko produk produksi pabrik kimia. Namun, usulan SUR telah menjadi simbol polarisasi dan ditolak oleh Parlemen Eropa. Tidak ada kemajuan lagi di Dewan. Jadi kita harus melakukan sesuatu. Itu sebabnya saya akan mengusulkan untuk menarik proposal ini," kata von der Leyen pada sidang pleno Parlemen Eropa.

Namun, von der Leyen memastikan bahwa topik terkait larangan pengurangan penggunaan pestisida akan tetap dibahas, tetapi untuk bergerak maju perlu lebih banyak dialog dan pendekatan yang berbeda.

Von der Leyen menyalahkan permasalahan yang dihadapi petani Eropa pada perubahan iklim dan perang oleh Rusia.

"Petani adalah kelompok pertama yang merasakan dampak perubahan iklim. Kekeringan dan banjir telah menghancurkan hasil panen mereka dan mengancam ternak mereka. Para petani merasakan dampak perang Rusia. Inflasi, kenaikan biaya energi dan pupuk. Meski demikian, mereka bekerja keras setiap hari, untuk menghasilkan makanan berkualitas yang kita makan. Untuk ini, saya rasa kita berhutang penghargaan, terima kasih, dan rasa hormat kepada mereka,” kata Presiden Komisi Eropa.

Matteo Salvini, wakil perdana menteri Italia yang bertanggung jawab atas infrastruktur dari Partai Liga yang beraliran sayap kanan, memuji para petani karena menentang Brussels, dan mengatakan bahwa protes mereka membantu membuat Eropa kembali sadar.

“Komisi Eropa menarik usulan legislatif mengenai pestisida. Hidup para petani, yang traktornya memaksa Eropa untuk berbalik dari kegilaan yang dilakukan oleh perusahaan multinasional dan sayap kiri!” tulisnya di media sosial.

Salvini mengkritik von der Leyen karena menempatkan ideologi “pseudo-green” atau hijau-palsu di atas hak-hak petani, nelayan, dan pengemudi truk Eropa.

Protes petani telah menyebar di negara-negara anggota UE terutama Perancis, Jerman, Italia, Portugal, Polandia, Rumania dan Belanda.

Kalangan para petani tersebut menuntut perubahan kebijakan dan peraturan pertanian Uni Eropa yang dinilai menghambat mereka.

Sumber: Sputnik
Baca juga: Komisi Eropa tuntaskan paket bantuan untuk petani Uni Eropa
Baca juga: Petani Eropa berjuang hadapi musim panas terkering
Baca juga: Sebabkan kematian lebah, Eropa mungkin larang pestisida

 

Penerjemah: M Razi Rahman
Editor: Atman Ahdiat
Copyright © ANTARA 2024