LPEI bersama Pemprov Jatim terus melakukan kolaborasi strategis untuk mendorong potensi produk dari Desa Devisa.
Jakarta (ANTARA) - Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) bekerja sama dengan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Timur (Jatim) untuk membuat tiga klaster baru Desa Devisa pada akhir Januari 2024 lalu.

Ketiga klaster baru Desa Devisa tersebut berada di Bojonegoro dan Gresik di Jatim dengan fokus produk kerajinan home decor, produk rotan, dan kerupuk.

“LPEI bersama Pemerintah Provinsi Jawa Timur terus melakukan kolaborasi strategis untuk mendorong potensi produk dari Desa Devisa di Jawa Timur agar menembus pasar ekspor,” kata Kepala Divisi Jasa Konsultasi LPEI Ilham Mustaf dalam keterangan resmi di Jakarta, Rabu.

LPEI akan melakukan pendampingan dan penyuluhan kepada 640 perajin dari 22 desa di Bojonegoro dan Gresik, yang tercakup dalam tiga klaster Desa Devisa.

Pendampingan program tersebut bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan dan memperluas akses pasar tujuan ekspor hingga akhirnya dapat mendorong peningkatan pendapatan masyarakat desa tersebut.

“Kolaborasi antara LPEI dan Pemprov Jawa Timur ini menciptakan peluang besar bagi para perajin dan mitra binaan di Bojonegoro dan Gresik untuk meningkatkan daya saing produk lokal supaya berani mendunia menuju pasar ekspor dan memiliki dampak sosial, lingkungan, dan berkelanjutan,” ujarnya pula.

Lebih lanjut, Ilham menjelaskan, LPEI akan terus memberikan dukungan teknis kepada para perajin, termasuk penerapan standar produksi ekspor, benchmarking ke pabrik-pabrik yang telah sukses menembus pasar internasional.

Klaster Desa Devisa Bojonegoro terletak di Kecamatan Kasiman, menghasilkan kerajinan home decor unik dari limbah kulit jagung yang diolah oleh 65 perajin.

Dalam satu bulan, para perajin menghasilkan berbagai produk home decor hingga 5.000 barang per bulan dengan harga jual antara Rp40.000-Rp200.000 per produk.

"CV Grandis Home sebagai mitra binaan LPEI akan menyerap hasil kerajinan untuk dijual ke pasar ekspor di Belanda dan Korea Selatan," ujar Ilham.

Sedangkan Desa Devisa Rotan di Gresik berpusat di Desa Domas yang telah terkenal memproduksi kerajinan rotan seperti kursi, meja, dan produk anyaman lainnya sejak tahun 1994.

Sekitar 350 perajin, 70 di antaranya perempuan, memproduksi berbagai kerajinan rotan sesuai keinginan pembeli, baik itu dari segi desain modern maupun klasik.

Produk itu dipasarkan oleh Koperasi Produsen Kriya Giri Sejahtera yang menjadi mitra binaan LPEI untuk memasarkan produk hingga ekspor ke Jepang.

Program ketiga adalah Desa Devisa Kerupuk Ikan yang dikelola oleh BUMDes Pahala di Sidayu, Gresik, Jatim. Sekitar 225 perajin kerupuk di BUMDes Pahala mengolah ikan segar menjadi kerupuk.

Untuk menjaga kualitas dan rasa kerupuk, perajin menggunakan komposisi ikan lebih banyak, untuk satu kilogram kerupuk dibutuhkan dua kilogram ikan segar.

Lebih lanjut, pendampingan LPEI kepada Desa Devisa Kerupuk Ikan menargetkan untuk menembus pasar ekspor ke Thailand, Malaysia, dan Belanda dalam waktu dekat.

Capaian tersebut tidak lepas dari kolaborasi yang erat antara LPEI dengan Pemprov Jatim.

Hingga tahun 2023, LPEI bersama Pemprov Jatim memberikan pelatihan dan pendampingan kepada 149 Desa Devisa yang menjadikan Jatim sebagai provinsi dengan Desa Devisa terbanyak di Indonesia.

Pada lain kesempatan, Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa dalam Gebyar Ekspor Jatim Berdaya 2023 mengatakan Desa Devisa LPEI tidak hanya mendorong ekspor namun juga berupaya untuk melestarikan budaya dan kearifan lokal Jatim.

Hal itu dikarenakan potensi ekspor Provinsi Jatim yang sangat besar, mencapai 20 miliar dolar AS per tahun, menjadikannya provinsi ketiga terbesar dengan nilai ekspor tertinggi di Indonesia.

Untuk itu, pada akhir tahun lalu LPEI juga memperkuat kemitraan dalam membangun ekosistem ekspor dengan menjalin kerja sama dengan Bank Pembangunan Jatim Tbk (Bank Jatim) untuk pengembangan ekspor nasional.
Baca juga: LPEI dan Asei memperkuat kerja sama dorong pertumbuhan ekspor RI
Baca juga: LPEI beri pembiayaan kepada INKA guna ekspor gerbong kereta buatan RI


Pewarta: Bayu Saputra
Editor: Budisantoso Budiman
Copyright © ANTARA 2024