Jakarta (ANTARA) - Tim Pemenangan Daerah (TPD) Ganjar-Mahfud Banten menggelar acara istigasah secara serentak, Rabu (7/2), di delapan kota dan kabupaten di provinsi tersebut bersama dengan istri Ganjar Pranowo, Siti Atikoh.

Ketua DPD PDI Perjuangan Banten Ade Sumardi, dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Kamis, mengatakan berbagai potensi kecurangan Pemilu 2024 sudah terdengar, sehingga pihaknya perlu melakukan istigasah untuk memohon pertolongan Allah Swt.

"Untuk apa kita berdoa? Tidak ada lain, karena kita mendengar bahwa kecurangan demi kecurangan yang sudah diniatkan oleh sekelompok orang yang kita juga tidak tahu dari mana itu asalnya," kata Ade.

Ade berharap dengan adanya kekuatan doa membuat tindak curang oleh beberapa pihak di Pilpres 2024 tidak akan menghalangi pasangan calon nomor urut 3 Ganjar Pranowo-Mahfud MD terpilih menjadi presiden dan wakil presiden.

Baca juga: Rano Karno sebut hasil survei Ganjar-Mahfud di Banten naik signifikan

"Dengan kekuatan doa, mudah-mudahan Allah Swt, kita berdoa semoga Pak Ganjar-Mahfud menjadi presiden dan wakil presiden di 2024. Itulah saatnya kita berdoa hari ini se-Banten. Maka, untuk itu, kami berikhtiar dan juga berdoa," katanya.

Istigasah dilaksanakan bersama warga dan ibu-ibu di Jalan Pahlawan Seribu, Lengkong Wetan, Serpong, Kota Tangerang Selatan, Banten. Siti Atikoh, yang sedang melakukan safari politik ke Banten, pun ikut hadir.

"Hari ini, se-Banten, delapan kabupaten dan kota diadakan istigasah bersama, serentak, dan ini adalah akbarnya, di Tangerang Selatan," kata Ade.

Baca juga: TPD Ganjar-Mahfud Banten terima aspirasi pemekaran Cilangkahan

Sementara itu, Ketua TPD Ganjar-Mahfud Banten Rano Karno dan Ketua DPC PDI Perjuangan Tangerang Selatan Wanto Sugito hadir pula dalam acara istigasah itu.

Dalam pidatonya, Rano Karno menyebut aksi dugaan kecurangan oleh beberapa pihak di Pilpres 2024 membuat rakyat saling curiga.

"Tidak pernah terbayangkan di benak, kita akan terpecah belah kembali. Tidak pernah terpikirkan kita bertengkar karena ini adalah pesta demokrasi, ini adalah pesta kita. Sekarang, di antara kita saling bercuriga. Untuk itulah, istigasah ini kami lakukan di delapan kabupaten dan kota," kata Rano.

Rano mengatakan Ganjar-Mahfud menjadi kandidat yang cocok memimpin Indonesia ke depan, karena kedua tokoh tersebut memiliki rekam jejak positif memajukan daerah dan bangsa.

"Saya mengenal Pak Ganjar cukup lama. Dahulu beliau pernah menjadi gubernur di Jawa Tengah dan saya insyaallah pernah ketemu sebagai gubernur Banten. Saya tahu kinerja beliau. Dua periode memimpin pemerintahan daerah tidak mudah, tapi alhamdulillah beliau sukses. Saya tahu sepak terjang Pak Mahfud MD. Beliau banyak memperbaiki bagian hukum di Indonesia. Itulah pasangan yang diharapkan bersama bisa membawa negara ke Indonesia Emas 2045," kata Rano.

Baca juga: Ganjar-Mahfud tunjuk Rano Karno sebagai Ketua Tim Pemenangan Banten

Sementara itu, Wanto Sugito atau Klutuk mengatakan pihaknya sedang fokus melatih 8.000 saksi untuk mengawal suara pasangan Ganjar-Mahfud.

"Kami, PDI Perjuangan dan TPC, sedang konsentrasi untuk melakukan pelatihan terhadap kurang lebih 8.000 saksi yang akan kami siapkan di Tangsel, dalam rangka menjaga mengawal kemenangan Ganjar-Mahfud agar tidak dicurangi. Dengan segala kekuatan yang kami punya, dengan segala militansi yang kami punya, kami harapkan kolaborasi, gotong royong tujuh hari ke depan tidak menyurutkan semangat kita untuk menenangkan pasangan calon yang baik," kata Klutuk.

Dia juga mengajak para pemilih untuk memilih pemimpin yang tidak memiliki rekam jejak pelanggaran hak asasi manusia (HAM) dan pelaku politik identitas.

"Kita tidak mungkin menyerahkan kepemimpinan nasional kepada pemimpin yang punya rekam jejak kejahatan HAM. Kita tidak mungkin menyerahkan kepemimpinan nasional kepada pemimpin yang pernah menggunakan politik identitas. Satu-satunya pemimpin yang punya rekam jejak positif, satu-satunya rekam jejak baik adalah Bapak Ganjar Pranowo," ujarnya.

Baca juga: Siti Atikoh ingatkan pola hidup bersih guna cegah polio

Pewarta: Devi Nindy Sari Ramadhan
Editor: Fransiska Ninditya
Copyright © ANTARA 2024