Kubu Raya (ANTARA) -
Vihara Tridharma Hian Thian Shan Tie Sungai Kakap, Kabupaten Raya, Provinsi Kalimantan Barat, merayakan Tahun Baru Imlek dengan dua lampion raksasa yang menjadi terbesar di Kalbar.
 
"Saya merasa bahagia sekali bisa melihat lampion yang begitu indah ini, melihat ukurannya yang besar sudah pasti dikerjakan dengan semangat dan keinginan yang luar biasa," kata warga Pontianak yang berkunjung ke wihara itu di Sungai Kakap, Rika (32), di Kubu Raya, Sabtu.
 
Ia mengatakan setiap tahun Vihara Tridharma Hian Thian Shan Tie Sungai Kakap tak pernah absen membuat lampion raksasa yang lekat dengan perayaan Imlek.

Baca juga: KAI hadirkan atraksi barongsai meriahkan Imlek di stasiun Kertapati
 
Wakil Ketua Pengurus Vihara Tridharma Hian Thian Shan Tie Sungai Kakap Lim Hie Thian mengatakan untuk membuat lampion raksasa ini diperlukan waktu sekitar dua bulan karena dikarenakan terdapat beberapa faktor yang harus diperhatikan dalam persiapan pembuatannya, satu di antaranya rotan yang menjadi bahan pembuatan lampion harus benar-benar kering.
 
"Rotannya harus benar-benar kering agar mudah untuk melakukan pemasangan dan merangkai lampion. Beberapa waktu ini kan hujan, jadi cukup menjadi kendala untuk mempersiapkan lampion ini," ujarnya.
 
Ia menjelaskan dalam proses pembuatan lampion raksasa ini sudah terlihat animo masyarakat untuk mengabadikan momen dengan lampion yang digadang-gadang menjadi yang terbesar di Kalimantan Barat.
 
Lampion raksasa yang dibuat dari kayu hutan dan rotan ini memiliki diameter 6 m, tinggi 4,6 m, dengan berat 133 kg dan diresmikan oleh Bupati Kubu Raya Muda Mahendrawan pada malam Tahun Baru Imlek.
 
Lampion memiliki arti menerangi dan warna merah pada lampion melambangkan kemakmuran, kesatuan, dan rezeki. Oleh karena itu, masyarakat Tionghoa percaya bahwa lampion memberi jalan dan menerangi rezeki bagi penggunanya.

Baca juga: 30 ribu porsi makanan vegetarian disediakan saat Imlek di Batam
Baca juga: Jemaat Vihara Dharma Bhakti berharap pemilu berlangsung aman dan damai

Pewarta: Rizki Fadriani
Editor: M. Hari Atmoko
Copyright © ANTARA 2024