Bukittinggi (ANTARA News) - Gunung Marapi di Kabupaten Tanahdatar dan Kabupaten Agam, Sumatera Barat mengalami lima kali letusan selama September 2013.

"Sebelumnya gunung tercatat meletus 2, 11, 13 dan 15 September 2013," kata Ketua Pos Pengamatan Gunung Api Marapi dan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi Warseno, Senin.

Menurut dia, semua letusan yang terjadi pada gunung itu belum berdampak buruk bagi warga yang bermukim di sekitar kaki gunung.

Dari data PVMBG dari 1-15 September 2013 telah terjadi gempa vulkanik dalam (VA) sebanyak 11 kali dan satu kali gempa vulkanik dangkal (VB).

Sedangkan gempa tektonik lokal sebanyak 14 kali, gempa tektonik jauh tercatat 22 kali. "Tak terjadi gempa hembusan dan gempa tremor dari 1-15 September 2013," kata dia.

Sedangkan selama Agustus 2013, kata dia, telah terjadi 92 kali aktivitas pada gunung yang terdiri dari 49 kali gempa tektonik jauh.

Selain itu, kata dia, 15 kali gempa tektonik lokal, enam kali gempa vulkanik dalam (VA), tujuh kali gempa vulkanik dangkal (VB), empat kali letusan dan 11 kali tornello (gempa di permukaan dasar kawah).

Meningkatnya aktivitas gunung dibandingkan dari bulan sebelumnya, menurut dia, tidak ada kaitannya dengan aktivitas Gunung Sinabung di Sumatera Utara, yang saat ini masih sering meletus.

"Gunung Marapi memiliki karakter tersendiri. Terjadinya letusan kecil-kecil pada gunung kemudian jatuh ke kawah atau di sekitarnya, itu lah karakter Gunung Marapi," kata dia.

Saat ini status Gunung Marapi masih berstatus waspada level dua, kata dia.

Jika aktivitas Gunung Marapi meningkat secara signifikan dan terus menerus di atas normal maka statusnya bisa naik menjadi Siaga.

Sebaliknya lanjutnya, jika tak ada aktivitas baik gempa vulkanik, letusan dan aktivitas lainnya maka bisa saja status menjadi normal.

Peningkatan aktivitas Gunung Marapi terjadi 3 Agustus 2011 dan sempat mengeluarkan abu vulkanik berbau belerang dengan ketinggian mencapai 1.000 meter dan menjangkau sejumlah daerah, seperti Agam, Tanahdatar, Padangpariaman, dan Padangpanjang.

Salah satu gunung aktif di Sumbar itu terakhir kali meletus pada 2005. Dalam kondisi aktif normal, gunung yang berdampingan dengan Gunung Singgalang dan Tandikek itu menjadi salah satu tujuan bagi pendaki dari dalam maupun dari luar Sumbar.

Setiap pergantian tahun baru, gunung setinggi 2.891 meter di atas permukaan laut itu selalu ramai oleh pendaki.

Akses pendakian Gunung Marapi mudah dicapai. Jalur pendakian dimulai dari Kotobaru, Tanahdatar. Kawasan Gunung Marapi merupakan area konservasi di Sumbar, yakni Suaka Alam Merapi.

Dalam catatan ANTARA, terhitung sejak akhir abad 18 hingga 2008 tercatat sudah 454 kali meletus, 50 di antaranya dalam skala besar. Saat dalam status siaga, Kota Bukittinggi merupakan salah satu daerah evakuasi. 

(KR-HMR/N001)

Pewarta: Hamriadi
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2013