Jakarta (ANTARA Newsa) - PT Garuda Indonesia Tbk menaikkan tarif tiket rata-rata 5 persen untuk menyiasati dampak penurunan nilai tukar rupiah yang sempat menembus kisaran Rp11.700 per dolar AS.

"Sejak 1 Agustus 2013 lalu, kami sudah menaikkan harga tiket penerbangan. Ini bagian dari meminimalisir dampak penurunan kurs rupiah yang masih berlanjut," kata Direktur Utama Garuda Emirsyah Satar usai berbicara pada satu seminar di Jakarta, Selasa.

Menurut Emirsyah, terpuruknya nilai tukar rupiah membuat perusahaan-perusahaan memikirkan cara bagaimana cara mengantisipasi dampaknya terhadap operasional, tidak terkecuali Garuda.

"Kami terus me-review pergerakan dolar AS setiap waktu untuk ditindaklanjuti mengambil langkah-langkah strategis," ujarnya.

Emirsyah mengatakan anda nilai tukar rupiah stabil pada kisaran Rp11.000-11.500 per dolar AS, maka itu tidak terlalu berpengaruh besar terhadap bisnis perusahaan.

"Yang menjadi masalah, jika nilai tukar bergejolak dalam kisaran besar," tegasnya.

Menurut Emirsyah, penguatan dolar AS akan mempengaruhi komponen biaya seperti pembelian bahan bakar, sewa pesawat, hingga biaya perawatan yang seluruhnya menggunakan dolar AS.

Maskapai penerbangan pelat merah ini juga melakukan berbagai langkah efisiensi termasuk memperbanyak penggunaan pesawat dan menekan biaya-biaya operasional di kantor.

"Dengan langkah-langkah tersebut, operasional dan ekspansi usaha Garuda tetap berjalan sesuai dengan rencana bisnis perseroan," ujarnya.

Pewarta: Royke Sinaga
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2013