Dalam aplikasi Sibima BKB emas, peserta dapat mempelajari penerapan delapan fungsi keluarga
Jakarta (ANTARA) - Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) mengoptimalkan pembelajaran delapan fungsi keluarga lewat aplikasi Sistem Belajar Mandiri (SiBima) Kelas Bina Keluarga Balita (BKB) Emas, yang dapat diakses oleh orang tua, para kader, dan penyuluh keluarga berencana (PKB).

“Dalam aplikasi Sibima BKB emas, peserta dapat mempelajari penerapan delapan fungsi keluarga yang fokus di 1.000 hari pertama kehidupan -HPK-, karena tema kita tentang stunting, sehingga kita ingin ada penyelamatan dan fokus pada 1.000 HPK tersebut,” kata Direktur Bina Keluarga Balita dan Anak BKKBN Irma Ardiana dalam webinar yang diikuti di Jakarta, Selasa.

BKKBN menyelenggarakan uji publik dasbor Sibima BKB Emas untuk meningkatkan pengetahuan tentang pengasuhan anak dalam mencegah stunting, dengan enam struktur pembelajaran yang dapat diakses.

Adapun struktur pertama yakni mempelajari delapan fungsi keluarga (keagamaan, sosial budaya, cinta kasih, perlindungan, reproduksi, sosialisasi dan pendidikan, ekonomi, serta pembinaan lingkungan).

“Struktur kedua, yakni materi tentang kesehatan fisik serta mental ibu dan anak pada masa 1.000 HPK, karena dalam pengasuhan kita tidak bisa hanya melihat fisik, tetapi juga mental,” katanya.

Kemudian, struktur ketiga yakni pembiasaan pola hidup bersih dan sehat (PHBS) bagi ibu hamil dan bayi di bawah usia dua tahun (baduta).

“Struktur keempat, yakni bagaimana agar kita fokus tidak hanya pada pertumbuhan antropometri (pengukuran fisik), tetapi harus melihat anak secara utuh, bagaimana perkembangannya dengan simulasi pada masa 1.000 HPK sesuai tahapan perkembangan anak. Untuk hal tersebut, kita sudah punya alatnya berupa kartu kembang anak,” katanya.

Struktur yang kelima, yakni di dalam BKB emas, BKKBN ingin menekankan bahwa peran pengasuhan tidak sebatas hanya dilakukan oleh ibu.

“Kami ingin punya ruang bahwa ayah dan anggota keluarga lainnya juga perlu mengambil peran dalam pengasuhan, tidak melulu ibu. Kita bisa melihat bagaimana peran ayah yang dibutuhkan dalam 1.000 HPK, minimal berapa lama waktu yang bisa dialokasikan ayah dan membuat bonding pada si anak,” katanya.

Struktur terakhir, yakni pengasuhan yang tanggap secara konsisten dan tepat.

“Pengasuhan yang tanggap sangat penting karena kebutuhan anak yang satu tidak bisa sama dengan kebutuhan anak lainnya,” kata Irma.

Berdasarkan pemantauan BKKBN hingga semester dua tahun 2023, sudah tergabung 4.377 peserta dalam Sibima kelas BKB Emas, dengan Provinsi Sulawesi Selatan dan Jawa Tengah yang paling banyak mengakses aplikasi tersebut.

“Kami mengapresiasi perwakilan BKKBN yang sudah menyebarluaskan aplikasi Sibima, karena kami ingin bermanfaat dan memberikan dampak yang lebih luas kepada masyarakat. Apresiasi juga pada PKB dan PLKB yang mengakses Sibima karena sudah diakses hampir 1.000 penyuluh, diikuti teman-teman kader BKB, tim pendamping keluarga, serta masyarakat umum,” katanya.

Pewarta: Lintang Budiyanti Prameswari
Editor: M. Tohamaksun
Copyright © ANTARA 2024