Selain pompanisasi, pemerintah terus bergerak cepat melakukan optimasi lahan rawa untuk meningkatkan produktivitas.
Jakarta (ANTARA) - Kementerian Pertanian (Kementan) terus berupaya meningkatkan produktivitas pertanian secara signifikan sebagai upaya meningkatkan kemandirian pangan dan ketahanan pangan nasional, salah satunya melalui optimasi lahan rawa.

“Selain pompanisasi, pemerintah terus bergerak cepat melakukan optimasi lahan rawa untuk meningkatkan produktivitas,” kata Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman dalam keterangan tertulis di Jakarta, Selasa.

Menurutnya, upaya tersebut untuk meningkatkan efisiensi penggunaan air dan mengurangi risiko banjir atau genangan air yang dapat merusak tanaman pertanian.

Amran memastikan perkembangan produksi tanaman padi dan jagung pada tahun ini berjalan dengan sangat baik. Hal ini karena pemerintah sejauh ini terus melakukan pengairan sawah di pulau dan luar Pulau Jawa dengan menggunakan pompa air.

Hasilnya, kata Mentan, dari luasan tanaman pada Desember 2023 lalu sudah melebihi target bulanan, yakni sebesar 1,5 juta hektare. Angka tersebut meningkat pada musim tanam Januari 2024 yang mencapai 1,7 juta hektare.

"Di Desember (2023) kami tanam 1,5 juta hektare, Januari (2024) 1,7 juta hektare. Kalau kita mau memenuhi kebutuhan bulanan itu minimal tanam 1 juta hektare per bulan," kata Amran.

Pada sisi lain, kata Amran pula, Kementan juga memberikan insentif benih gratis kepada petani yang mau melakukan perluasan.

"Kami juga terus menyalurkan pupuk tambahan bagi para petani," katanya lagi.

Mentan Amran telah melaporkan perkembangan pertanian padi dan jagung kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Istana Kepresidenan.

Mentan menyebut bahwa Presiden Jokowi telah menambah jumlah anggaran pupuk sebesar Rp14 triliun. Penambahan ini dilakukan agar petani tak lagi khawatir dengan ketersediaan pupuk yang selama ini menjadi masalah utama produksi.

Direktur Utama PT Pupuk Indonesia (Persero) Rahmad Pribadi mengatakan pihaknya telah mendistribusikan pupuk ke tiap-tiap sentra produksi di kabupaten dan kota. Adapun jumlah pupuk yang disiapkan sebanyak 2 juta ton.

Sedangkan untuk pupuk subsidi yang volumenya sebanyak 4,7 juta ton dan sudah disetujui Presiden, akan ditambah anggarannya agar bisa mencapai jumlah 7,5 juta ton.

"Dari 4,7 juta ton (pupuk bersubsidi) yang sudah disetujui itu tadi arahannya supaya diambil pada musim tanam pertama, sehingga nanti kalau itu habis akan disiapkan lagi anggaran untuk musim tanam kedua," kata Rahmad.
Baca juga: Mentan: Indonesia siap gandeng Thailand optimalkan rawa jadi lahan produktif
Baca juga: Kementan optimalkan lahan rawa melalui pemilihan duta petani muda


Pewarta: Muhammad Harianto
Editor: Budisantoso Budiman
Copyright © ANTARA 2024